Laporan Rahasia Ungkap Lokasi Produksi Senjata Kimia Houthi

YAMAN – Situasi di Yaman kembali menghangat setelah Menteri Informasi Yaman, Moammar Eryani, mengungkap tudingan serius terhadap kelompok bersenjata Houthi. Ia menilai milisi tersebut tidak hanya memperluas persenjataan konvensional, tetapi kini mulai memproduksi senjata kimia dengan dukungan Iran.

Dalam keterangan resminya, Eryani menyebut laporan intelijen dari berbagai sumber mengindikasikan adanya fasilitas rahasia yang digunakan untuk merakit senjata berbahaya tersebut. “Milisi teroris Houthi telah mendirikan pabrik untuk memproduksi senjata kimia, di bawah pengawasan dan manajemen langsung dari para ahli Iran,” ujarnya, seperti dikutip The National News, Jumat (05/09/2025).

Eryani menambahkan bahwa Iran dituding menyalurkan bahan kimia beracun secara bertahap ke wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. “Sumber terkonfirmasi kami mengindikasikan, bahwa milisi tersebut telah mulai mempersiapkan bahan-bahan mematikan itu dan memasangnya pada rudal balistik dan drone,” imbuhnya.

Houthi saat ini menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara serta barat Yaman. Sejak pecahnya perang saudara pada 2014, kelompok ini berkembang menjadi kekuatan militer besar. Jika sebelumnya mengandalkan rudal balistik bekas milik tentara Yaman, lima tahun terakhir Houthi beralih ke teknologi drone peledak jarak jauh.

Perkembangan tersebut, menurut Eryani, semakin berbahaya dengan masuknya senjata kimia ke gudang persenjataan mereka. “Ini merupakan eskalasi yang sangat berbahaya dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, Konvensi Senjata Kimia, dan resolusi Dewan Keamanan terkait Yaman,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa senjata kimia memiliki dampak destruktif yang melampaui rudal maupun drone, sehingga berpotensi menempatkan kawasan dan dunia dalam skenario bencana.

The National melaporkan, meski belum ada konfirmasi resmi dari badan internasional, dua sumber di Yaman menguatkan informasi mengenai aktivitas produksi senjata kimia oleh Houthi. Kedua sumber tersebut mengklaim mengetahui rincian lokasi fasilitas yang diduga digunakan sebagai laboratorium senjata terlarang.

Sumber itu menyebutkan, beberapa pengiriman mencurigakan masuk ke wilayah Yaman sepanjang tahun ini. Sebagian kargo berhasil dicegat oleh pasukan pemerintah, termasuk satu pengiriman senjata konvensional yang dihentikan bulan lalu. Para penyelundup yang ditangkap mengaku ada upaya memindahkan prekursor kimia serta komponen senjata berbahaya.

Pasukan di bawah komando Jenderal Tariq Saleh berhasil menggagalkan salah satu penyelundupan besar di Pelabuhan Aden. Operasi itu menemukan drone, sistem propulsi jet, perangkat nirkabel, hingga komponen kendali canggih. Komando Pusat AS bahkan memuji operasi tersebut sebagai keberhasilan penting dalam mencegah penguatan militer Houthi.

Menteri Informasi Yaman menyerukan agar komunitas internasional lebih tegas menghadapi pelanggaran ini. Ia meminta PBB, Dewan Keamanan, serta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia segera melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan penyelundupan bahan kimia dan memberikan dukungan lebih besar kepada pemerintah Yaman.

Menurutnya, keberhasilan Houthi mengembangkan senjata kimia akan menambah kompleksitas konflik di kawasan, apalagi kelompok tersebut telah berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dan menembakkan rudal ke arah Israel sejak pecahnya perang di Gaza.

Iran berulang kali dituduh mendukung Houthi, baik melalui suplai senjata maupun pelatihan militer. Mantan jenderal tentara Yaman mengungkap kepada The National bahwa Iran mahir menyelundupkan persenjataan lewat jalur laut menggunakan kapal sipil. Praktik serupa juga dilakukan untuk memasok kelompok bersenjata lain di Timur Tengah, seperti Hezbollah di Lebanon dan milisi di Irak.

“Jelas bahwa proyek Iran melangkah lebih jauh, mengubah wilayah Yaman menjadi laboratorium rahasia untuk memproduksi dan menguji agen beracun, kimia, dan biologis,” kata Eryani menegaskan.

Sejak kematian pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, serta seorang jenderal senior Iran pada awal perang dengan Israel, aliansi Poros Perlawanan yang dipimpin Teheran disebut melemah. Namun, langkah Houthi yang terus memperluas jangkauan militernya menunjukkan kelompok ini tetap menjadi ancaman global.

Penggunaan senjata kimia di kawasan bukan hal baru. Senyawa seperti sarin maupun gas mustard dapat diproduksi dengan bahan industri yang memiliki kegunaan ganda. Peralatan khusus dan keahlian kimiawi membuatnya bisa diolah menjadi senjata mematikan.

Jika benar Houthi menguasai teknologi tersebut, risiko bencana kemanusiaan semakin nyata. Konflik Yaman yang selama ini sudah menimbulkan penderitaan bagi jutaan rakyat sipil bisa berkembang menjadi tragedi global yang mengancam stabilitas Timur Tengah dan keamanan dunia. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com