IRAN – Presiden Iran, Kran Masoud Pezeshkian, baru saja mengambil keputusan tegas dengan memecat salah satu wakilnya, Shahram Dabiri. Pemecatan tersebut dilakukan setelah Dabiri diduga melakukan perjalanan mewah ke Antartika bersama istrinya, Nowruz. Foto-foto keduanya yang berpose di depan kapal MV Plancius beredar luas di media sosial, memicu kemarahan masyarakat.
Menurut kantor presiden, perjalanan mewah yang dilakukan Dabiri tidak dapat diterima, mengingat kondisi ekonomi yang sulit di Iran. Pezeshkian menegaskan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip kesederhanaan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh pejabat pemerintah. Meski Dabiri menggunakan uang pribadinya untuk membiayai perjalanan tersebut, Pezeshkian tetap menyatakan bahwa tindakan itu “tidak dapat didukung.”
“Dalam pemerintahan yang berlandaskan nilai Imai Syiah pertama (Imam Ali) dan di tengah tekanan ekonomi yang signifikan pada masyarakat kita, perjalanan mewah pejabat pemerintah, meskipun dibiayai sendiri, tidak dapat diterima,” kata Pezeshkian dalam pernyataannya yang dilansir BBC pada Minggu (06/04/2025).
Meskipun belum ada informasi yang jelas mengenai paket perjalanan atau moda transportasi yang digunakan Dabiri, foto yang tersebar menunjukkan perjalanan tersebut menggunakan kapal MV Plancius. Berdasarkan informasi, perjalanan ke Antartika dengan kapal ini bisa menghabiskan biaya sekitar US$6.685 (Rp 110,7 juta). Salah satu paket perjalanan yang ditawarkan dimulai dari Ushuaia, sebuah kota di Argentina yang terletak lebih dari 3.000 kilometer dari ibu kota Buenos Aires.
Liburan ke Antartika memang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, meskipun biasanya hanya dilakukan oleh ilmuwan dan penjelajah berpengalaman. Di tengah kondisi ekonomi yang tengah terpuruk, tindakan Dabiri tersebut semakin memicu kontroversi.
Ekonomi Iran memang sedang menghadapi kesulitan besar, dengan tingkat pengangguran yang tercatat mencapai 8,4% pada Oktober 2024 dan inflasi tahunan mencapai 29,5%, menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF). Pada pemilihan presiden Iran tahun lalu, Pezeshkian berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi negara dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, janji yang kini dipandang semakin sulit dipenuhi di tengah kondisi yang ada. []
Redaksi03