Lomba Videografi, Efek Nyata Kewaspadaan Remaja Diragukan

KUTAI TIMUR – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kutai Timur kembali menunjukkan pendekatan “inovatif” dalam menggaet generasi muda lewat lomba videografi kewaspadaan. Namun, program yang digelar Senin, 6 Oktober 2025 ini juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas kampanye kewaspadaan yang hanya sebatas lomba dan media sosial.

Kegiatan perdana ini diikuti oleh 56 kelompok pelajar SMP dan SMA se-Kutim, yang ditantang menghasilkan karya videografi dengan tema bahaya narkoba, kenakalan remaja, pergaulan bebas, hingga radikalisme. Meski ambisius, lomba ini belum menjawab apakah pesan-pesan kewaspadaan tersebut benar-benar terserap oleh remaja yang menjadi target utama.

Kepala Kesbangpol Kutim, Tejo Yuwono, mengakui keunikan lomba ini. Ia mengatakan, “Lomba videografi kewaspadaan ini baru pertama kali dilaksanakan oleh Kesbangpol, dan rencananya akan menjadi agenda rutin,” Senin, (06/10/20250. Namun, kritik muncul karena metode penilaian berbasis like di media sosial dapat lebih menonjolkan popularitas visual daripada substansi pesan kewaspadaan.

Selain itu, lomba ini berfungsi sebagai kampanye digital, dengan video karya peserta ditayangkan di media sosial resmi Kesbangpol Kutim. Walau demikian, metode ini bisa saja hanya menghasilkan eksposur sesaat, tanpa jaminan dampak nyata terhadap perilaku remaja di lapangan.

Hasil lomba videografi kewaspadaan 2025 menempatkan SMA Negeri 1 Sangatta Utara sebagai juara pertama dengan karya berjudul Penjara Sendiri, SMA Negeri 1 Bengalon sebagai juara kedua dengan Teman Gelap, SMA Negeri 2 Sangatta Utara sebagai juara ketiga dengan Tabur Tuai, dan SMA Negeri 2 Sangatta Utara meraih juara favorit dengan karya Jebakan Digital.

Menurut Tejo, karya para pemenang dinilai berhasil menyampaikan pesan dengan visual yang menarik, dramatis, dan menyentuh. Ia menegaskan, “Memang kalau dilihat yang juara 1 itu visualnya menarik, dramatis dan menyentuh,” kepada TribunKaltim.co, Senin, 6 Oktober 2025. Meski demikian, pengkritik berpendapat bahwa visual menarik belum tentu sejalan dengan perubahan perilaku remaja atau penurunan kasus narkoba dan kenakalan remaja.

Ke depan, Kesbangpol Kutim berencana memperluas program serupa, termasuk anugerah revolusi mental bagi orang tua, agar kesadaran kewaspadaan terbentuk sejak lingkungan keluarga. Program ini, menurut pengamat, masih harus dibarengi dengan pengawasan nyata dan evaluasi dampak, bukan sekadar ajang apresiasi video semata. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com