TARAKAN – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, pada Rabu pagi (29/01/2025), ketika seorang lansia bernama Sajinah (90) meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor.
Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 06.00 Wita, saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak dini hari, menyebabkan tanah yang labil tidak mampu menahan beban dan akhirnya longsor.
Kejadian ini begitu cepat dan mengejutkan keluarga korban. Cucu Sajinah, Tasya, mengungkapkan bahwa dua hari sebelumnya, mereka baru saja kehilangan anggota keluarga lainnya, yaitu ayahnya.
Ia menceritakan bahwa saat kejadian, terdengar suara gemuruh yang cukup keras dari arah belakang rumah, menyebabkan seluruh penghuni rumah panik.
“Kami baru saja bangun ketika tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dengan keras. Setelah kami cek ke atas, ternyata nenek sudah tertimbun tanah. Kami memanggil-manggil tapi tidak ada suara. Kejadiannya sekitar pukul 06.00 pagi, tanah longsor menimpa kamar nenek,” ujar Tasya dengan suara terbata-bata.
Menurut Tasya, kamar neneknya memang sengaja ditempatkan di lantai dua rumah karena dekat dengan kamar mandi, sehingga memudahkan aktivitas MCK.
Meskipun berusia 90 tahun, Sajinah masih mampu beraktivitas secara mandiri. Namun, dalam musibah ini, ia tidak sempat berteriak atau meminta bantuan.
“Karena kamar nenek di lantai dua dekat kamar mandi, jadi sangat memudahkan dia kalau ingin ke kamar mandi. Meskipun usianya sudah 90 tahun, nenek masih aktif. Dua hari lalu ayah saya meninggal, dan setelah itu, nenek selalu tidur di kamarnya. Saat kejadian, tidak ada suara teriakan,” tambahnya.
Meskipun rumah Sajinah terletak di area yang berbukit, kejadian longsor ini baru pertama kalinya terjadi. Tasya menjelaskan bahwa di belakang rumah memang sudah ditanami bambu dan beberapa pohon lainnya untuk menghindari longsor.
Namun, karena akar tanaman yang sudah lemah dan ditambah dengan hujan deras yang mengguyur, longsor pun terjadi.
“Ini pertama kalinya terjadi longsor di sini. Sebelumnya, ayah saya menanam bambu dan kayu di area belakang rumah untuk mencegah longsor. Tapi karena akarnya sudah tidak kuat lagi, ditambah hujan deras, tanah akhirnya longsor,” kata Tasya, yang tinggal bersama keluarga di rumah tersebut.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Sajinah dimandikan dan disalatkan. Kemudian, jenazah dibawa ke pemakaman umum yang tidak jauh dari rumah untuk dikebumikan.
Musibah ini menjadi pengingat akan bahaya longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama di musim hujan, yang sering menyebabkan tanah di daerah berbukit menjadi labil dan mudah longsor. []
Redaksi03