Mahasiswa Asing di AS Dideportasi karena Dukung Palestina

WASHINGTON – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengambil tindakan tegas terhadap aktivis pro-Palestina dengan mencabut visa puluhan mahasiswa internasional dari universitas-universitas terkemuka, termasuk Universitas California, Los Angeles (UCLA), Berkeley, Stanford, dan Columbia. Keputusan ini terkait dengan kebijakan keras yang diambil pemerintah AS terhadap aktivisme pro-Palestina di kampus-kampus AS.

Rektor UCLA, Julio Frenk, menyampaikan bahwa Program Pertukaran Pelajar dan Pengunjung (Student and Exchange Visitor Program) telah mencabut status visa dari enam mahasiswa aktif dan enam mantan mahasiswa yang terdaftar dalam program pelatihan karier. Frenk menambahkan bahwa pencabutan ini disebabkan oleh pelanggaran terhadap ketentuan program visa yang berlaku. Pemberitahuan tersebut juga menimbulkan kecemasan di kalangan komunitas kampus UCLA dan di universitas-universitas lain di seluruh negeri.

Selain itu, Universitas California, Berkeley mengungkapkan bahwa enam mahasiswa mereka telah dicabut visa F-1-nya oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan diperintahkan untuk meninggalkan Amerika Serikat pada minggu ini. Di Universitas Stanford, empat mahasiswa dan dua lulusan baru juga mengalami nasib serupa. Di Columbia University, empat mahasiswa internasional dikabarkan juga telah kehilangan visa mereka, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar mahasiswa setempat, Columbia Spectator.

Tindakan pencabutan visa ini dilakukan setelah gelombang penangkapan terhadap mahasiswa asing di Amerika Serikat pada bulan Maret. Pencabutan visa ini merujuk pada undang-undang imigrasi AS yang memungkinkan deportasi jika seseorang dianggap menimbulkan “dampak buruk terhadap kebijakan luar negeri” negara tersebut, sebagaimana dilansir dari jpnn, Jumat (10/04/2025).

Tindakan keras ini muncul setelah mahasiswa Columbia, Mahmoud Khalil, dan mahasiswa Tufts, Rumeysa Ozturk, baru-baru ini ditahan karena mendukung gerakan pro-Palestina. Pemerintah AS tampaknya memperkuat kebijakan ini untuk membatasi pengaruh gerakan tersebut di kampus-kampus, seiring dengan meningkatnya dukungan terhadap Palestina di kalangan mahasiswa internasional.

Pencabutan visa ini menambah ketegangan dalam hubungan antara pemerintah AS dan aktivis yang mendukung hak-hak Palestina, serta menyoroti kontroversi seputar kebebasan berbicara di kampus-kampus Amerika. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com