PAPUA BARAT – Seorang mahasiswa dari Politeknik Negeri Fakfak, Papua Barat, Paulus Rosario Hegemur, menarik perhatian setelah berhasil mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) secara mandiri. Mahasiswa D-3 Program Studi Manajemen Informatika itu menciptakan sistem AI bernama Polinef, yang dirancang untuk menjawab pertanyaan dan mendukung pemrograman layaknya ChatGPT.
Dalam pertemuan di kampusnya pada Jumat (04/07/2025), Paulus menjelaskan bahwa ketertarikannya terhadap AI muncul karena kekagumannya pada sistem chatbot cerdas. Ketertarikan tersebut mendorongnya untuk mulai mempelajari teknologi AI secara otodidak, menggunakan berbagai sumber yang ia temukan secara mandiri.
“Belajar dari berbagai artikel, jurnal-jurnal, dan lainnya. Saya pelajari sendiri, juga dari ilmu yang saya peroleh di sekolah dan kampus,” ujar Paulus.
Kendati hanya bermodalkan perangkat yang terbatas, semangat mahasiswa asal Papua Barat ini tidak surut. Ia mengaku laptop yang digunakan tidak memiliki spesifikasi ideal, namun ia tetap melanjutkan proses pengembangan dengan penuh ketekunan. Dalam kurun waktu enam bulan, ia berhasil menyelesaikan tiga versi dari sistem AI tersebut, yakni Polinef 1.0, 2.0, dan 3.0.
“Kendalanya di laptop karena spesifikasinya terbatas, tetapi saya terus kerjakan. Polinef bisa digunakan untuk tanya jawab dan koding,” terang Paulus.
Paulus menyampaikan bahwa saat ini ia masih terus menyempurnakan teknologinya agar lebih bermanfaat, khususnya untuk pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Ia berharap karyanya dapat menjadi alternatif teknologi cerdas yang mudah diakses oleh generasi muda dari berbagai latar belakang.
“Masih mau dikembangkan lebih jauh. Harapan saya, Polinef bisa membantu banyak orang, khususnya siswa dan mahasiswa di negeri ini,” tutupnya penuh semangat.
Sementara itu, dosen Manajemen Informatika Politeknik Negeri Fakfak, Bata Biru Saputri, menyampaikan apresiasi terhadap semangat dan kerja keras Paulus. Ia menyebut bahwa Paulus adalah sosok mahasiswa yang tangguh, kreatif, dan konsisten dalam mengembangkan kemampuan.
“Paulus merupakan mahasiswa yang tidak hanya rajin, tetapi juga tekun dan kreatif. Di tengah keterbatasannya, Paulus mampu berpikir membuat sesuatu yang bermanfaat. Kami bangga punya mahasiswa berprestasi seperti dia,” jelasnya.
Rekan-rekan sekelas Paulus juga mengakui ketekunannya. Meski tidak banyak bicara, ia dikenal suka membantu teman yang kesulitan memahami materi kuliah. Di luar jam perkuliahan, Paulus kerap mengajak diskusi mengenai pemrograman dan AI, menunjukkan dedikasinya pada bidang teknologi yang terus ia tekuni dengan serius.[]
Admin05