Manifesto Kontroversial Pelaku Penembakan Kedubes Israel Dibongkar

CALIFORNIA – Kepala Polisi Metropolitan Washington, Pamela Smith, mengungkapkan bahwa pelaku penembakan terhadap dua staf Kedutaan Besar Israel di Amerika Serikat (AS) adalah Elias Rodriguez, pria berusia 30 tahun asal Chicago. Rodriguez bertindak sendiri dan kini telah ditahan pihak berwenang. Insiden penembakan terjadi pada Rabu (22/5/2025) malam waktu setempat, tepat di dekat Capital Jewish Museum, Washington DC.

Saat kejadian, Elias Rodriguez sempat terdengar meneriakkan “Free, free Palestine!” sebelum menembak korban. “Kedua korban sedang keluar dari sebuah acara di Capital Jewish Museum ketika penembakan terjadi,” ujar Pamela Smith dalam konferensi pers yang diselenggarakan usai kejadian.

Setelah insiden tersebut, beredar manifesto yang diduga menjadi dasar pemikiran Elias Rodriguez dalam melakukan aksinya. Uniknya, manifesto ini mengadopsi kata “halilintar,” sebuah istilah dalam bahasa Indonesia yang berarti guntur atau kilat. Manifesto tersebut pertama kali dipublikasikan oleh jurnalis independen AS, Ken Klippenstein.

Isi manifesto Elias Rodriguez tertanggal 20 Mei 2025 itu mengungkapkan pandangan pelaku mengenai situasi konflik Israel-Palestina. Dalam tulisannya, ia menyatakan bahwa kekejaman yang dilakukan Israel terhadap Palestina melampaui kata-kata dan sulit dihitung secara akurat karena tingginya jumlah korban jiwa. Rodriguez menyebutkan, data dari kementerian kesehatan Gaza mencatat sekitar 53.000 kematian akibat kekerasan, termasuk lebih dari 10.000 orang yang tertimbun reruntuhan bangunan, serta puluhan ribu lainnya yang menghadapi ancaman kelaparan akibat blokade Israel. Ia juga menuding keterlibatan pemerintah Barat dan negara-negara Arab dalam membiarkan situasi ini berlanjut.

Rodriguez membandingkan situasi di Gaza dengan krisis kemanusiaan di Yaman yang selama bertahun-tahun angka kematian korban dibekukan dan diremehkan, padahal kenyataannya mencapai ratusan ribu jiwa. Ia mengklaim bahwa korban sebenarnya di Gaza kemungkinan jauh lebih besar dari yang tercatat resmi dan mengkritik sikap pemerintah Amerika Serikat yang dianggapnya memberikan kebebasan penuh kepada Israel untuk melancarkan apa yang disebutnya sebagai genosida.

Dalam manifesto tersebut, Rodriguez juga mengangkat isu kemanusiaan, menyoroti anak-anak sebagai salah satu korban utama kekerasan. Ia menyebut bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan tidak selalu harus berbentuk militer, melainkan juga bisa menjadi bentuk protes yang bersifat teatrikal. Rodriguez mengapresiasi protes-protes besar yang muncul di negara-negara Barat mendukung rakyat Palestina, meskipun menurutnya retorika tersebut belum membuahkan perubahan signifikan.

Rodriguez menuduh pemerintah AS dan sekutunya hanya berdiam diri dan berusaha mengkriminalisasi gerakan protes, sementara Israel tetap melancarkan aksinya tanpa hambatan. Ia mengenang para korban yang gugur, termasuk staf Kedubes Israel yang ditembak, sebagai pengorbanan yang tidak boleh dianggap sia-sia.

Lebih jauh, Rodriguez menceritakan kisah seorang dokter bedah yang merawat korban genosida di Guatemala, yang melihat langsung bagaimana para pelaku kekejaman dapat hidup bebas dan bangga di masyarakat. Ia juga mengutip sebuah insiden di mana seorang pria berusaha melempar mantan Menteri Pertahanan AS, Robert McNamara, ke laut sebagai bentuk protes atas impunitas yang dinikmati oleh pelaku pembantaian.

Dalam penutup manifestonya, Rodriguez menyoroti konsep kemanusiaan yang kompleks, menegaskan bahwa pelaku kekerasan bisa jadi orang yang di mata banyak orang memiliki sisi positif dan tetap manusiawi, namun tetap harus bertanggung jawab atas tindakannya. Ia menyatakan bahwa tindakannya mungkin sulit dipahami atau dianggap gila oleh kebanyakan orang Amerika, tetapi baginya dan sejumlah orang lain di negaranya, hal itu merupakan respons yang rasional terhadap situasi di Palestina.

Manifesto tersebut ditutup dengan pesan pribadi kepada keluarganya dan seruan “Bebaskan Palestina!”

Peristiwa penembakan ini sekaligus memicu perhatian luas dan perdebatan terkait konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung. Kepolisian Metropolitan Washington terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap motif dan kemungkinan adanya jaringan lain yang terkait dengan Elias Rodriguez. Pihak Kedutaan Besar Israel dan pemerintah AS belum memberikan tanggapan resmi atas manifesto pelaku maupun detail lebih lanjut terkait kasus ini. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com