TENGGARONG – BUMI Kutai Kartanegara (Kukar) diselimuti duka cita mendalam atas berpulangnya putra asli daerah, Awang Faroek Ishak mantan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2008-2018. Jenazah almarhum dikebumikan di Kuburan Muslim Sukarame, Tenggarong, pada Senin (23/12/2024) pukul 11.00 Wita, setelah tiba dari Samarinda.
Pemakaman berlangsung khidmat dengan dihadiri keluarga, kerabat, dan sejumlah pejabat penting, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono, beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kukar.
Sunggono menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian tokoh besar yang dinilainya berjasa dalam membangun Kaltim.
“Kami semua kehilangan sosok pemimpin visioner yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan Kaltim. Semoga amal dan baktinya diterima di sisi Allah SWT,” ungkap Sunggono.
Perlu diketahui, Awang Faroek Ishak menjabat sebagai Gubernur Kaltim selama dua periode Kepemimpinannya, dikenal visioner dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.
Di masa pemerintahannya, beliau memperjuangkan pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda, yang kini menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah. Proyek tersebut dianggap sebagai salah satu capaian besar yang meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat di Kaltim.
Selain itu, beliau juga mendorong pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kutai Timur. KEK tersebut menjadi pusat aktivitas ekonomi berbasis sumber daya alam yang berorientasi ekspor.
Dalam bidang pendidikan, ia meluncurkan program Beasiswa Kaltim Cemerlang, yang memberikan akses pendidikan tinggi kepada ribuan pelajar berprestasi dari seluruh wilayah Kaltim. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing daerah di tingkat nasional maupun internasional.
Kepemimpinan Awang Faroek juga ditandai dengan keberaniannya memperjuangkan Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara (IKN) baru. Meski realisasi IKN baru terjadi setelah masa jabatannya, gagasan tersebut menjadi tonggak penting dalam pembangunan strategis di Kaltim.
Kepergian Awang Faroek meninggalkan duka mendalam, namun warisannya akan terus dikenang. Pemakaman di Sukarame diiringi doa dan harapan agar semua cita-cita yang telah dirintisnya dapat diteruskan untuk kemajuan Kaltim. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono