Material Tol Balsam Tak Sesuai, Negara Rugi Rp54,85 Miliar

SAMARINDA – Skandal besar terkait pengelolaan proyek Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) terungkap melalui temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan pada 30 Agustus 2024 dengan Nomor 15/LH/XX/08/2024, BPK mengungkapkan adanya ketidaksesuaian spesifikasi material yang digunakan dalam proyek jalan tol tersebut.

Salah satu temuan utama adalah penggunaan besi tulangan dengan diameter 22 mm, padahal dalam kontrak proyek, seharusnya digunakan besi tulangan dengan diameter 32 mm. Perbedaan spesifikasi material ini menyebabkan pembengkakan biaya yang diperkirakan mencapai Rp54,85 miliar serta menurunnya kualitas material yang digunakan.

Dalam laporannya, BPK juga menyoroti kelalaian Direksi PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) dalam pengawasan proyek, terutama terkait penyusunan adendum kontrak yang menyebabkan ketidaksesuaian antara material yang digunakan di lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak. Kelalaian pengawasan ini turut berkontribusi terhadap pembengkakan biaya yang seharusnya bisa dihindari.

BPK juga menegaskan bahwa pengawasan yang lemah oleh Direksi dan Komisaris PT JBS telah mengarah pada kerugian negara. Selain perbedaan material, BPK juga menemukan adanya ketidaksesuaian dalam perhitungan biaya terkait beton dan baja tulangan, yang semakin memperbesar dugaan adanya kerugian negara.

Proyek Tol Balsam yang terletak di bawah nomor kontrak 001/KONTRAK-JBS/X/2016 ini memiliki nilai kontrak mencapai Rp9,37 triliun, yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA). Namun, dengan temuan BPK ini, proyek tersebut dipertanyakan keabsahan dan pengelolaannya.

Sebagai langkah tindak lanjut, BPK merekomendasikan agar PT JBS meningkatkan pengawasan internal guna memastikan bahwa material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak. Tindakan tersebut diharapkan dapat mencegah kerugian lebih lanjut bagi negara. []

Redaksi03

PDF