JAKARTA – Absennya Mees Hilgers dari skuad Timnas Indonesia dalam laga FIFA Matchday melawan Taiwan (05/09/2025) dan Lebanon (08/09/2025) menyoroti dinamika pelik antara komitmen pemain terhadap negara dan kepentingan karier di level klub.
Bek keturunan Manado itu diketahui tengah menghadapi situasi sulit lantaran gagal pindah ke klub Prancis, Stade Brestois, sebelum jendela transfer ditutup pada 1 September 2025 pukul 20.00 waktu setempat. Padahal, ia sudah bersiap meninggalkan FC Twente, klub yang dibelanya sejak masa akademi.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan bahwa Mees Hilgers sudah menyampaikan langsung permintaan maaf karena tidak bisa memperkuat Timnas. “Mees kemarin telepon ke saya minta maaf. Ya kembali yang saya bilang kita harus jaga juga para pemain secara personal, kesempatan mereka juga,” kata Erick di Stadion Gelora Bung Tomo, usai menyaksikan kemenangan Garuda atas Taiwan, Jumat (05/09/2025).
Erick menekankan, meski pengabdian di tim nasional adalah bentuk pengorbanan, nasib dan keberlangsungan karier pemain tetap perlu diperhatikan. “Saya selalu saya bilang kan mereka bergabung di tim nasional ini ya memang bagian dari pengorbanan tapi jangan juga kita mengorbankan mereka,” ucapnya.
Hingga saat ini, Hilgers belum tampil bersama FC Twente di musim baru. Keinginannya untuk pindah klub sudah diutarakan sejak bursa transfer musim panas, dan pihak klub pun memahaminya. Direktur Olahraga Twente, Jan Streuer, bahkan menyatakan bahwa Hilgers telah 14 tahun membela Twente sehingga wajar bila ingin mencari tantangan baru.
Situasi yang tidak menentu ini membuat masa depan Hilgers menjadi sorotan. Erick Thohir mengungkapkan, peluang untuk pindah masih terbuka karena beberapa liga di Eropa, termasuk Turki, masih memperpanjang jendela transfer hingga 6 September 2025. “Memang ada masalah dengan transfernya Mees. Kita beri kesempatan dia transfer di Eropa masih ada sampai tanggal 6 September untuk di beberapa negara ya, Turkiye dan lain-lain,” ujar Erick.
Namun, kepastian itu sepenuhnya bergantung pada negosiasi klub. “Kita harapkan dia bisa bisa bermain atau diputuskan bermain di klubnya. Saya enggak tahu. Saya bukan yang punya klub. Jadi saya enggak bisa bicara,” imbuh Erick.
Bagi Timnas, absennya Hilgers tentu menjadi kehilangan. Sejak debut melawan Bahrain pada 10 Oktober 2024 di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, ia sudah empat kali membela skuad Garuda. Keberadaannya dianggap penting dalam memperkuat lini pertahanan, apalagi ketika Indonesia menghadapi tim-tim dengan gaya bermain agresif.
Meski demikian, PSSI memilih memberikan ruang agar Hilgers bisa fokus menyelesaikan urusan karier klubnya terlebih dahulu. Sikap ini menunjukkan bahwa federasi menempatkan keseimbangan antara kepentingan tim nasional dan masa depan pemain sebagai prioritas bersama. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan