BENGKAYANG – Pemerintah Kabupaten Bengkayang bersama Kepolisian Resor (Polres) Bengkayang semakin gencar menggenjot produktivitas tanaman jagung guna mendukung program ketahanan pangan nasional di wilayah tersebut.
Salah satu upaya yang diterapkan adalah penggunaan inovasi bioteknologi dalam budidaya jagung serta pemanfaatan pupuk mikroba Google untuk meningkatkan hasil pertanian.
Kapolres Bengkayang, AKBP Teguh Nugroho, menyampaikan bahwa inovasi ini telah diterapkan dengan melibatkan ahli pertanian untuk mendukung produktivitas jagung di daerah ini.
“Kami menerapkan inovasi bioteknologi dalam budi daya jagung dan pupuk mikroba Google untuk meningkatkan hasil panen jagung di Bengkayang,” ujar AKBP Teguh di Bengkayang, Sabtu.
Harapannya, dengan penerapan metode ini, petani jagung dapat menikmati hasil yang lebih optimal dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Inovasi ini merupakan upaya konkret dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang dijalankan di Kabupaten Bengkayang,” kata Kapolres.
Keberhasilan penerapan inovasi ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi sektor pertanian lokal.
Kabupaten Bengkayang berpeluang besar untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi petani setempat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang, Dr. Yulianus, menjelaskan bahwa dalam program ini, pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemda Bengkayang bertanggung jawab pada perencanaan, koordinasi, dan penyediaan data terkait program tersebut.
“Kami mendukung perencanaan serta koordinasi antar kelembagaan, kelompok tani (poktan), dan masyarakat, serta memberikan pendampingan melalui tenaga penyuluh yang ditunjuk oleh DKPP,” jelas Yulianus.
Sementara itu, Pakar Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar, mengungkapkan bahwa penggunaan pupuk mikroba Google dapat meningkatkan produktivitas jagung hingga 2 hingga 3 kali lipat dibandingkan dengan metode budidaya konvensional.
Menurutnya, dengan pemakaian pupuk mikroba ini, jagung lokal yang biasanya hanya menghasilkan 12 biji per baris dapat ditingkatkan menjadi 18 hingga 22 biji per baris.
Lebih lanjut, produktivitas jagung yang sebelumnya hanya mencapai 4,9 ton per hektare dapat meningkat menjadi minimal 9 ton per hektare.
Bahkan, jika para petani mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan, hasil panen dapat mencapai 15 hingga 18 ton per hektare.
“Jaminannya adalah produksi pasti meningkat. Saya yakin inovasi ini dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen secara signifikan,” ujar Prof. Ali.
Dengan adanya inovasi ini, sektor pertanian di Kabupaten Bengkayang diharapkan dapat berkembang lebih pesat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani, serta berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. []
Redaksi03