JAKARTA – Olahraga padel kini menjadi tren di kalangan masyarakat perkotaan di Indonesia. Permainan yang menggabungkan unsur tenis dan squash ini makin digemari berkat bentuk lapangannya yang unik dan gaya bermainnya yang dinamis. Padel dimainkan di lapangan berdinding kaca yang membuatnya mirip dengan squash, sementara aturan main dan sistem skor mirip dengan tenis.
Olahraga ini pertama kali ditemukan oleh Enrique Corcuera, seorang pebisnis asal Meksiko, pada 1969. Enrique awalnya hendak membangun lapangan tenis di halaman rumahnya di Acapulco. Namun karena keterbatasan lahan, ia tidak dapat membangun lapangan sesuai standar. Untuk mengatasi bola yang kerap keluar dari lapangan, ia kemudian membangun dinding dari semen dan kawat besi sebagai pembatas.
Inspirasi pembangunan dinding ini juga datang dari kebiasaan istrinya, Viviana, yang gemar memantulkan bola ke tembok rumah. Enrique pun menyesuaikan bentuk lapangan agar bola tetap berada dalam area permainan. Awalnya, permainan ini disebut “Rebotenis”, gabungan dari kata “Rebotar” yang berarti memantul dalam bahasa Spanyol dan kata “Tenis”.
Permainan yang awalnya hanya dimainkan dalam lingkaran pribadi tersebut kemudian menarik perhatian komunitas kecil di Argentina. Mereka menyebutnya dengan istilah “Paddel” menggunakan dua huruf D. Namun saat kembali dikenal di Meksiko, ejaannya disederhanakan menjadi “Padel”.
Tahun 1974 menjadi momen penting dalam sejarah padel ketika Pangeran Alfonso dari Spanyol mengunjungi keluarga Corcuera dan mencoba olahraga tersebut. Setelah kembali ke Spanyol, Alfonso membangun dua lapangan padel di Marbella. Dari situlah popularitas padel menyebar di Eropa, terutama di Spanyol.
Organisasi resmi padel terbentuk pada 1991 dengan nama Federasi Padel International (FIP), yang diprakarsai oleh Spanyol, Argentina, dan Uruguay. Peraturan permainan dan rancangan lapangan mulai dibakukan, termasuk penggunaan dinding kaca agar penonton dapat menyaksikan pertandingan secara lebih jelas.
Di Indonesia, padel mulai berkembang dan menarik perhatian publik sejak pandemi Covid-19. Sejumlah selebritas, pejabat, dan pembuat konten turut mempopulerkan olahraga ini. Peran media sosial juga mempercepat penyebaran minat terhadap padel, menjadikannya sebagai salah satu aktivitas olahraga baru yang prestisius dan diminati di kota-kota besar. []
Admin05