Menkomdigi Sebut Esport Bukan Olahraga, Memicu Perdebatan di Kalangan Gamer

JAKARTA – Pernyataan kontroversial datang dari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang menyebutkan bahwa esport bukanlah olahraga. Meskipun esport telah mendapatkan pengakuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Menkomdigi tetap berpegang pada pandangannya bahwa permainan daring tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai olahraga. Hal ini tentu saja memicu perdebatan di kalangan komunitas gamer Indonesia.

Menurut Meutya Hafid, alasan utama mengapa esport tidak bisa disebut sebagai olahraga adalah karena kegiatan ini tidak melibatkan aktivitas fisik yang signifikan, seperti yang lazimnya terjadi pada olahraga pada umumnya. Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9 di Purwakarta, Jawa Barat, bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa definisi “olahraga” harus melibatkan aktivitas fisik yang menghasilkan keringat, dan menurutnya, hal ini tidak dapat ditemukan dalam esport yang umumnya hanya melibatkan interaksi dengan perangkat komputer.

Pernyataan Menkomdigi ini mendapat berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI), yang menyayangkan pernyataan tersebut dan langsung merespons dengan langkah konkret. PB ESI segera menyiapkan Program Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) yang berfokus pada bidang ilmu olahraga, yang mencakup aspek fisik, mental, dan strategi untuk para atlet esport Indonesia yang akan berkompetisi di cabang esport pada SEA Games 2025 di Thailand. Hal ini menunjukkan bahwa esport, meskipun tidak melibatkan aktivitas fisik yang intens, tetap mengedepankan persiapan yang matang dan terstruktur, layaknya cabang olahraga lainnya.

Pernyataan Menkomdigi ini juga memicu pertanyaan lebih lanjut di kalangan masyarakat, terutama para gamer. Mereka mempertanyakan apakah permainan seperti catur, yang juga tidak melibatkan banyak aktivitas fisik, juga dapat dianggap sebagai olahraga. Perdebatan ini semakin memperlihatkan betapa kompleksnya definisi olahraga dan bagaimana cabang-cabang olahraga baru seperti esport harus dipandang dalam konteks yang lebih luas. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com