Mental Warga Nunukan Tertekan, 299 ODGJ dan 3 Dipasung!

NUNUKAN — Fenomena mengkhawatirkan tengah melanda Kabupaten Nunukan. Angka penderita gangguan kesehatan jiwa meningkat tajam sepanjang tahun 2025, menggambarkan tekanan hidup masyarakat yang kian berat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Nunukan, ratusan warga kini tercatat mengalami gangguan mental, mulai dari depresi hingga gangguan jiwa berat.

Hal ini diungkapkan Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Nunukan, Drs. Raden Iwan Kurniawan, dalam seminar kesehatan bertema “Sosialisasi Deteksi Dini Gangguan Jiwa dan Bantuan Hidup Dasar untuk Kesiapsiagaan Keadaan Darurat”, yang digelar pada Selasa, (11/11/2025).

Raden Iwan menyebut, peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sebagai pondasi pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang produktif dan berdaya saing.

Namun, di balik semangat itu, Pemerintah Kabupaten Nunukan justru dihadapkan pada persoalan serius: meningkatnya gangguan mental di masyarakat. “Berdasarkan data Dinkes P2KB Nunukan hingga Triwulan II Tahun 2025, tercatat 111 orang mengalami depresi, 299 ODGJ berat, dan 3 di antaranya dipasung,” ungkap Raden Iwan.

Ia menilai, lonjakan kasus ini tak lepas dari tekanan ekonomi, sosial, hingga perubahan gaya hidup modern yang serba cepat dan kompetitif. Situasi ini menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap kesehatan mental, tidak hanya melalui layanan medis, tetapi juga lewat pendidikan keluarga, ruang sosial sehat, dan kesadaran spiritual masyarakat.

Lebih jauh, Iwan juga menyinggung meningkatnya penyakit tidak menular yang turut mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan data per 7 November 2025, tercatat 11.833 penderita hipertensi, 5.269 penderita diabetes, dan 890 penderita penyakit jantung koroner di 18 puskesmas se-Kabupaten Nunukan.

“Kesehatan adalah anugerah terbesar dari Sang Pencipta. Karena itu, jagalah kesehatan, hindari stres, perbanyak olahraga, luangkan waktu untuk keluarga, beribadah, dan bersyukur agar kita semua tetap sehat dan mampu melahirkan generasi hebat ke depan,” pesan Raden Iwan menegaskan.

Sementara itu, Kepala Dinkes P2KB Nunukan, Hj. Miskia, menjelaskan bahwa kegiatan seminar tersebut merupakan bentuk kepedulian Kementerian Kesehatan RI terhadap kondisi kesehatan mental masyarakat di daerah perbatasan.

Menurutnya, gaya hidup modern yang serba cepat dan instan membuat banyak orang abai terhadap kesehatan mental mereka. “Melihat kondisi tersebut, Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan dan Germas Nunukan menggelar seminar ini dengan menghadirkan pakar kejiwaan dan dokter berkompeten di bidangnya,” tutur Hj. Miskia.

Fenomena meningkatnya penderita gangguan mental ini menjadi alarm serius bagi pemerintah dan masyarakat Nunukan. Di tengah derasnya tekanan hidup modern, kesadaran menjaga keseimbangan mental kini tak kalah penting dari menjaga fisik. Nunukan dihadapkan pada tugas besar: membangun masyarakat yang bukan hanya sehat secara jasmani, tapi juga kuat secara mental dan emosional. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com