Uman Jenai Tiga Tawai Dayak Lepoq Tukung 2025 (dok: Dion)

Meriahnya Uman Jenai Tiga Tawai Dayak Lepoq Tukung 2025

KUTAI KARTANEGARA – Masyarakat Dayak Lepoq Tukung mengadakan ritual adat tahunan Uman Jenai Tiga Tawai pada 24-25 Januari 2025. Pada tahun ini, Desa Tukung Ritan bertindak sebagai panitia penyelenggara, menggantikan peran Desa Ritan Baru yang menjadi tuan rumah pada tahun sebelumnya.

Kegiatan Uman Jenai diadakan selama dua hari, dengan tambahan perlombaan seni tari tradisional pada malam hari, tepatnya pada tanggal 23 dan 24 Januari. Perlombaan ini diikuti oleh anak-anak dan remaja setempat, yang bertujuan untuk melestarikan seni tari tradisional serta meningkatkan regenerasi sumber daya manusia (SDM) di kalangan masyarakat Dayak Lepoq Tukung.

“Tarian bukan sekadar pertunjukan, melainkan media pembelajaran filosofi hidup leluhur,” ujar salah seorang panitia, Jumat (24/01/2025).

Kegiatan Uman Jenai Tiga Tawai diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih memahami identitas budaya mereka sekaligus meningkatkan kreativitas dalam bidang seni.

Jenai, yang merupakan makanan khas berbahan dasar beras ketan yang dimasak dalam bambu, menjadi simbol utama dalam ritual ini. Makanan tersebut melambangkan nasihat hidup yang perlu diterapkan oleh masyarakat sepanjang tahun.

Pada 24 Januari pukul 09.00, dilaksanakan prosesi Pekatuk, yaitu pemberian nasihat di setiap umaq (unit RT) yang ada di Desa Ritan Baru dan Tukung Ritan.

Ritual tersebut dihadiri oleh para tetua adat yang memberikan pesan tentang pentingnya kebersamaan, kejujuran, dan kearifan dalam mengelola sumber daya alam.

Puncak acara Ladung Bioq Uman Jenai Tiga Tawai berlangsung pada 25 Januari pukul 08.00. Prosesi dimulai dengan ibadah bersama, kemudian dilanjutkan dengan serangkaian ritual adat, dan ditutup dengan makan bersama menggunakan masakan tradisional secara komunal. Kegiatan makan bersama ini mencerminkan nilai-nilai kesetaraan, kesabaran, dan saling menghargai antarwarga masyarakat.

“Kebersamaan dalam makan mengingatkan kita bahwa hidup harus dijalani dengan ikhlas dan gotong royong,” jelas seorang tokoh adat.

Uman Jenai telah menjadi agenda tahunan yang wajib dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Lepoq Tukung setiap awal tahun. Selain berfungsi sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi, acara ini juga berperan penting dalam memperkuat kohesi sosial serta menjadi benteng untuk melawan erosi budaya di tengah arus modernisasi.

Pemerintah setempat memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini, baik melalui pendanaan maupun penyediaan fasilitas infrastruktur yang diperlukan.

Dengan partisipasi aktif dari masyarakat, Uman Jenai Tiga Tawai tidak hanya berperan dalam mempertahankan tradisi, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya leluhur.

Penulis: Dion | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com