BERAU – Museum Batu Bara yang terletak di Jalan Kamar Bola RT 19, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, selesai direnovasi pada akhir tahun 2023. Namun, meskipun sudah rampung, museum yang menggunakan bangunan bersejarah peninggalan Belanda ini hingga kini belum juga beroperasi.
Keadaan ini mendapat sorotan dari anggota DPRD Berau, Agus Uriansyah. Ia meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau untuk segera membuka museum tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut Agus, renovasi yang telah memakan anggaran sebesar Rp1,8 miliar tersebut seharusnya bisa segera memberikan manfaat, terutama bagi pengembangan sektor pariwisata di daerah itu.
“Banyak warga yang antusias dengan adanya museum ini, tetapi hingga saat ini belum dibuka juga,” ujar Agus, Minggu (02/03/2025). Ia berharap Museum Batu Bara dapat segera dibuka untuk umum agar dapat berkontribusi pada peningkatan sektor pariwisata di Berau.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa dengan dibukanya museum tersebut, dapat tercipta efek domino yang menguntungkan bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar museum. Kehadiran wisatawan yang datang untuk mengunjungi museum akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Dengan dibukanya museum ini, Berau bisa memiliki wisata alternatif selain destinasi wisata terkenal seperti Derawan dan Maratua. Wisatawan juga bisa mengenal lebih dalam mengenai sejarah keberadaan warga Belanda di Berau,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, Ilyas Natsir, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan batu bara yang beroperasi di sekitar Teluk Bayur. Hal ini dilakukan untuk merancang miniatur alat produksi batu bara yang nantinya akan dipamerkan di museum.
“Koordinasi dengan perusahaan batu bara sedang berjalan untuk mempersiapkan miniatur alat produksi batu bara. Kami juga perlu mendapatkan batu bara dengan kalori rendah dan tinggi untuk dipamerkan di museum,” ujar Ilyas.
Meski begitu, Ilyas mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan batu bara masih berlangsung, sehingga belum bisa banyak informasi yang dibocorkan kepada publik. Ia berharap proses ini dapat segera diselesaikan dan museum dapat segera beroperasi.
“Harapan kami, semoga proses ini bisa segera rampung, dan kami akan kembali mengajukan anggaran untuk menambah miniatur dan pameran di museum,” tutup Ilyas.
Dengan berbagai persiapan yang sedang dilakukan oleh Disbudpar, diharapkan Museum Batu Bara dapat segera beroperasi dan memberikan kontribusi positif bagi pariwisata serta perekonomian di Kabupaten Berau. []
Redaksi03