Myiasis pada Manusia Pertama di Meksiko

MEKSIKO – Pemerintah Meksiko mengonfirmasi kasus pertama infeksi myiasis atau belatungan pada manusia. Kasus ini menimpa seorang perempuan lanjut usia berusia 77 tahun yang tinggal di Acacoyagua, sebuah kota kecil di selatan negara bagian Chiapas. Kementerian Kesehatan Meksiko menyatakan bahwa pasien dalam kondisi stabil dan tengah menjalani pengobatan menggunakan antibiotik.

Menurut laporan Reuters, Senin (21/04/2025), myiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh larva lalat, yang umumnya menyerang jaringan tubuh inangnya. Meskipun kondisi ini lebih lazim terjadi pada hewan ternak, manusia juga bisa terinfeksi dalam kondisi tertentu.

“Myiasis disebabkan oleh larva lalat atau belatung yang mengonsumsi cairan tubuh atau jaringan inangnya. Infeksi ini bersifat kontaminasi dan patogen terhadap tubuh inangnya,” demikian penjelasan dalam laporan tersebut.

Jenis lalat penyebab infeksi ini di antaranya adalah Cochliomyia hominivorax yang umum ditemukan di kawasan Amerika, dan Chrysomya bezziana yang tersebar di Asia, Afrika, termasuk Indonesia. Kedua jenis lalat tersebut dikenal sebagai penyebab myiasis obligat, yakni infeksi yang hanya dapat terjadi jika larva berkembang di jaringan tubuh makhluk hidup.

Meski tergolong langka pada manusia, infeksi ini bukan hal baru dalam dunia kesehatan hewan. Di Indonesia sendiri, kasus myiasis telah tercatat sejak 1926, terutama menyerang ternak. Penelitian oleh S. Partoutomo yang dimuat dalam Jurnal Wartazoa tahun 2000 mencatat bahwa infeksi ini di Indonesia disebabkan oleh lalat C. bezziana.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa myiasis tidak menular secara langsung dari manusia ke manusia. Penularan terjadi ketika lalat bertelur di luka terbuka atau pada jaringan tubuh yang tidak steril. Oleh karena itu, risiko tertinggi dialami oleh individu dengan luka yang tidak tertutup atau tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai, terutama di wilayah tropis dan subtropis.

Meskipun bukan penyakit yang menyebar melalui kontak langsung antar manusia, kasus seperti ini menegaskan pentingnya kebersihan luka dan perlindungan diri ketika berada di daerah yang berisiko tinggi. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com