TARAKAN – Penggeledahan kapal feri di Pelabuhan Juata Laut oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara, Rabu (15/10/2025), menjadi sorotan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pemberantasan peredaran narkotika di wilayah perbatasan Kaltara, namun di balik itu, muncul pertanyaan tentang efektivitas pengawasan dan dampak nyata terhadap arus narkoba yang tetap meresahkan.
Selain memeriksa barang bawaan penumpang, petugas juga menggeledah kendaraan di atas kapal. Kepala BNNP Kaltara, Brigjen Pol Tatar Nugroho, menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Quick Win Program 100 Hari Kepala BNN RI. “Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 Wita. Tujuan kita untuk memperketat pengawasan terhadap keluar masuknya barang dan penumpang di wilayah perairan yang menjadi salah satu pintu gerbang utama menuju Tarakan,” ujarnya.
Meski demikian, kritik muncul dari kalangan pengamat dan masyarakat. Mereka menilai operasi ini cenderung bersifat seremonial, dengan waktu pemeriksaan yang terbatas dan fokus hanya pada satu kapal feri. Sementara, jalur laut Kaltara memiliki banyak titik rawan, termasuk kapal-kapal kecil yang jarang diawasi. Pertanyaannya: apakah operasi seperti ini cukup untuk menekan peredaran narkoba atau sekadar menambah angka laporan kegiatan tanpa dampak signifikan di lapangan?
Tatar menyebut tim pemberantasan juga melakukan pemantauan langsung di area pelabuhan untuk memastikan tidak ada upaya penyelundupan narkotika atau barang terlarang lainnya melalui jalur laut. “Selama pelaksanaan kegiatan, semua berjalan dengan baik dan lancar tanpa kendala berarti. Tim pemberantasan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperkuat sinergi pengawasan di kawasan pelabuhan,” jelasnya.
Namun, pengamat mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas hasil operasi ini. Tidak ada informasi terkait jumlah kapal yang diperiksa sebelumnya, temuan narkoba yang berhasil digagalkan, maupun tindakan hukum lanjutan terhadap pelaku yang tertangkap. Tanpa data tersebut, masyarakat sulit menilai apakah upaya BNNP benar-benar efektif atau hanya sebagai ajang publikasi kegiatan.
Tatar menegaskan langkah ini memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan dan berkomitmen meningkatkan intensitas patroli, sejalan dengan arahan Kepala BNN RI untuk mewujudkan Indonesia Bersih dari Narkoba (Bersinar). Meski demikian, keberhasilan jangka panjang memerlukan strategi menyeluruh, termasuk patroli rutin, kerjasama dengan aparat pelabuhan, transparansi laporan operasi, serta edukasi dan partisipasi masyarakat. Tanpa itu, upaya pemberantasan narkoba di wilayah perbatasan berisiko hanya menjadi simbolik, sementara jalur penyelundupan tetap beroperasi.
Kasus ini menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap metode pengawasan narkoba, agar operasi besar seperti penggeledahan kapal feri bukan sekadar ritual, tetapi benar-benar mampu menekan peredaran narkotika di perbatasan Kaltara. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan