SINGKAWANG — Sebuah kisah tak biasa datang dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Seorang pria berinisial BT berniat mengikuti ritual sembahyang rampas di area pemakaman Tionghoa, namun langkah spiritualnya justru berujung pada tindakan kriminal.
Peristiwa itu terjadi Rabu (05/11/2025) di kawasan Jalan Abadi, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat. BT yang awalnya berjalan menuju lokasi ritual, justru terperangkap niat jahat setelah melihat sebuah sepeda terparkir di depan toko sembako “SMS”.
Tanpa pikir panjang, BT mengambil sepeda tersebut. Padahal, sepeda itu baru saja digunakan anak pemilik toko untuk berolahraga, lalu ditinggalkan di depan toko karena hendak berangkat belajar.
“Pelaku melihat situasi sekitar toko sedang sepi, lalu muncul niat mencuri sepeda itu untuk dikendarai menuju kuburan Tionghoa,” ungkap petugas kepolisian yang menangani kasus tersebut.
Beberapa jam kemudian, korban yang bernama Billi Helambang Setia menyadari sepeda milik anaknya raib. Ia pun melaporkan kejadian itu ke Polres Singkawang. Polisi kemudian melakukan penyelidikan hingga akhirnya BT berhasil diamankan.
Namun kisah ini tak berakhir dengan kebencian. Dalam suasana haru di rumah Restorative Justice (RJ) Kantor Camat Singkawang Barat, korban dengan lapang dada memaafkan pelaku.
“Alasan saya memaafkan adalah karena kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna, dan setiap orang bisa melakukan kesalahan. Dengan memaafkan, kita memberi kesempatan kepada pelaku untuk memperbaiki dirinya,” ujar Billi.
Ia menambahkan, nilai sepeda yang dicuri tidaklah seberapa hanya sekitar dua juta rupiah sehingga ia memilih penyelesaian damai. “Saya rasa lebih baik masalah ini diselesaikan dengan cara baik-baik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, BT menunduk dan menangis. Dengan suara bergetar, ia meminta maaf sambil memeluk korban. “Pelaku benar-benar menyesal,” tutur petugas yang menyaksikan momen tersebut.
Peristiwa ini menjadi pelajaran moral bagi warga setempat. Bahwa niat baik bisa berubah menjadi kesalahan besar jika tidak disertai pengendalian diri. Dan di sisi lain, kisah ini juga menunjukkan nilai kemanusiaan bahwa memberi maaf bisa menjadi jalan terbaik bagi seseorang untuk memperbaiki hidupnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan