TANJUNG SELOR – Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kalimantan Utara mencatat telah menyelesaikan 11 operasi pencarian dan pertolongan hingga pertengahan tahun 2025. Data tersebut mencerminkan penurunan jumlah kejadian dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Tarakan, Dede Hariana, menjelaskan bahwa sebagian besar kejadian yang ditangani masih didominasi oleh insiden di perairan. “11 operasi ini terdiri dari 8 kasus kecelakaan kapal, 1 kasus bencana, dan 2 kasus kondisi membahayakan manusia,” ujarnya, Sabtu (7/6).
Ia menyebutkan bahwa dari operasi-operasi tersebut, total korban yang terlibat berjumlah 105 orang. Dari jumlah itu, 84 korban berhasil diselamatkan, 20 ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan 2 korban lainnya masih dalam pencarian.
“Jadi untuk darat sangat sedikit, rata-rata hampir 99 persen didominasi kecelakaan laut di wilayah Kaltara,” paparnya.
Dalam melaksanakan misi kemanusiaan, Basarnas menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Kendala utama yang disebutkan adalah keterbatasan alat utama, meski hal tersebut tidak menyurutkan semangat para personel dalam menjalankan tugas. Selain itu, faktor cuaca yang kerap berubah-ubah turut menjadi tantangan tersendiri dalam proses pencarian dan penyelamatan.
“Sehingga setiap operasi kami selalu berfokus pada prakiraan cuaca BMKG untuk mengoptimalkan pencarian,” ungkapnya.
Meski menghadapi berbagai kendala, Dede menyebutkan bahwa peralatan Basarnas saat ini sudah cukup memadai untuk menunjang operasi, baik di laut maupun di darat. Di samping itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga terus dilakukan. Sebanyak lebih dari 70 personel baru telah direkrut dan akan ditempatkan di sejumlah pos di wilayah Kalimantan Utara.
“Personel baru ini akan ditempatkan di beberapa pos yang ada di wilayah Kaltara untuk meningkatkan kemampuan dan efektivitas operasi pencarian dan pertolongan,” pungkasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan saat beraktivitas, khususnya di laut, serta mematuhi standar keamanan yang berlaku. Menurutnya, kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam upaya menekan angka kecelakaan di wilayah perairan Kalimantan Utara.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan