Otoritas Irak Tangkap Anggota ISIS Terkait Serangan Maut di New Orleans

BAGHDAD — Seorang pejabat kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ditangkap di Irak atas dugaan keterlibatan dalam serangan truk maut di New Orleans, Amerika Serikat, yang menewaskan lebih dari selusin orang saat perayaan Tahun Baru 2025. Hal tersebut dikonfirmasi oleh otoritas yudisial Irak, Selasa (29/04/2025).

Menurut pejabat pengadilan di Baghdad, penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari permintaan kerja sama investigasi yang diajukan pemerintah Amerika Serikat terkait insiden berdarah yang terjadi di kawasan French Quarter, New Orleans, pada dini hari 1 Januari lalu.

Dalam serangan tersebut, seorang veteran militer AS bernama Shamsud-Din Jabbar (42), warga negara AS asal Texas, mengendarai truk pickup yang membawa bendera ISIS dan melaju kencang di Bourbon Street. Ia menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan pergantian tahun, menewaskan dan melukai banyak korban. Setelah menabrak peralatan konstruksi, pelaku sempat melepaskan tembakan ke arah polisi dan warga sebelum akhirnya tewas ditembak aparat.

Di dalam kendaraan pelaku, ditemukan beberapa senjata api dan alat yang diduga sebagai bom rakitan. Aparat juga menemukan beberapa perangkat mencurigakan lainnya di sekitar lokasi kejadian.

Pejabat Irak yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan bahwa tersangka yang ditangkap merupakan warga negara Irak dan merupakan anggota kantor operasi luar negeri ISIS. Ia akan diadili berdasarkan undang-undang antiterorisme yang berlaku di Irak.

“Pengadilan Investigasi Al-Karkh di Baghdad telah menetapkan tersangka dan memulai proses hukum,” ujar seorang pejabat. Irak, kata dia, berkomitmen terhadap kerja sama internasional dalam memerangi terorisme.

Di sisi lain, Biro Investigasi Federal (FBI) menegaskan bahwa investigasi terhadap insiden di New Orleans masih berlangsung dan tidak menutup kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas, meskipun sampai saat ini mereka masih meyakini bahwa pelaku bertindak sendiri.

“Investigasi kami masih aktif dan berlanjut. Kami terus menjalin koordinasi dengan mitra penegak hukum di dalam maupun luar negeri,” demikian pernyataan resmi FBI.

Meskipun ISIS telah dikalahkan secara militer di Irak pada 2017 dan di Suriah pada 2019, kelompok ini masih mempertahankan sel-sel tidur yang aktif melancarkan serangan di berbagai wilayah, termasuk negara-negara Barat. ISIS pernah menguasai wilayah seluas setengah dari Britania Raya dan dikenal luas atas aksi kekejamannya, mulai dari pemenggalan kepala hingga perbudakan seksual terhadap ribuan perempuan Yazidi. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X