JAWA TIMUR — Ribuan orang memadati Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Minggu (06/04/2025) untuk menyaksikan parade sound system atau yang dikenal dengan nama Sound Horeg. Acara yang sudah menjadi tradisi tahunan ini, awalnya digelar menjelang malam takbiran, namun pada tahun ini, parade baru dilaksanakan setelah perayaan Idul Fitri, sebagai bentuk penghormatan terhadap Hari Raya Nyepi yang jatuh bersamaan dengan Lebaran.
Dalam acara tersebut, sekitar 20 tim dari berbagai daerah di Jawa Timur turut serta untuk memeriahkan parade dengan menampilkan sound system raksasa yang dipasang pada truk besar seperti Fuso dan Colt Diesel. Setiap tim berlomba untuk menampilkan sistem suara terbaik mereka dengan volume yang luar biasa, mencapai 120 dB, yang bisa terdengar hingga jarak 10 kilometer dari lokasi acara.
Antusiasme warga sangat tinggi, terlihat dari kerumunan ribuan penonton yang berkumpul di lapangan desa untuk bernyanyi dan menari bersama menikmati alunan musik elektronik berirama cepat. Fenomena Sound Horeg yang sering dikaitkan dengan musik ber-genre elektronik ini memang telah menjadi bagian dari subkultur baru dalam dunia hiburan musik, terutama di kalangan komunitas muda di Jawa Timur.
Namun, keberadaan Sound Horeg juga memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagian orang mengaku terganggu dengan volume suara yang terlalu keras, sementara sebagian lainnya menikmati dan menganggapnya sebagai hiburan khas yang merakyat. Di balik kemeriahan acara ini, ternyata biaya yang dikeluarkan untuk menyewa sound system tersebut cukup fantastis. Beberapa komunitas pemuda rela patungan hingga puluhan juta rupiah untuk menyewa peralatan sound system raksasa demi ikut berpartisipasi dalam parade tahunan ini.
Fenomena Sound Horeg ini diperkirakan berasal dari Malang, Jawa Timur, yang ditandai dengan munculnya komunitas besar bernama Sound Malang Bersatu. Dimulai dengan hanya 11 anggota pada awal berdirinya, komunitas ini kini telah berkembang pesat dengan sekitar 1.200 anggota pada tahun 2024. Mereka terdiri dari penggiat dan penyedia jasa sewa sound system, yang memainkan peran penting dalam eksistensi budaya Sound Horeg yang kini tengah ramai dibicarakan di berbagai kalangan.
Sementara itu, warga Desa Sumbersewu dan sekitarnya tetap menyambut positif tradisi ini, menganggapnya sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. []
Redaksi03