BERAU – Suasana di kawasan Jalan Milono, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, kembali berjalan normal pascapenangkapan sepasang suami istri terduga teroris oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri. Aktivitas masyarakat dan pertokoan tetap berlangsung seperti biasa tanpa tanda-tanda ketegangan. Meski sempat menggegerkan warga sekitar, situasi kini terpantau aman dan kondusif.
Bangunan berukuran sekitar 5×6 meter yang sebelumnya ditempati oleh pasangan terduga pelaku, tidak dipasangi garis polisi. Pintu kaca kios tampak terkunci rapat, dan dari dalam ruangan masih tercium aroma ayam mentah, mengingat pasangan tersebut diketahui sehari-hari menjual ayam potong. Kios yang mereka tempati merupakan bagian dari sebuah bangunan usaha yang berdiri di Jalan Milono, dengan izin pemakaian dari pemiliknya.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, kondisi ruangan tempat tinggal pasangan itu tampak berantakan, hanya terlihat wastafel, tabung LPG 3 kilogram, kompor, rak piring, dan dua kursi plastik. Lurah Gayam, Purwawijoyo, yang ikut mendampingi proses penggerebekan, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi tempat tinggal pasangan tersebut. “Kalau dilihat bagaimana mereka tidur ya kasian,” ujarnya.
Di bangunan yang sama, terdapat pula beberapa unit usaha lain, seperti sebuah kafe dan gudang penyewaan dekorasi pernikahan. Seorang warga yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa saat penggerebekan terjadi, dirinya sedang bersiap membuka dagangan milik istrinya. “Kami di sini saling bantu, ada 5 orang yang tinggal, tapi memang tidak terlalu banyak bicara kedua orang tersebut. Kami tahunya dia juga mencari pekerjaan,” katanya.
Tetangga yang berjualan sembako di dekat lokasi juga mengaku tidak pernah berinteraksi langsung dengan pasangan tersebut. “Ini kan toko 24 jam, pagi-pagi rame, tapi nggak tahu kalau ternyata kasus terorisme. Nggak pernah ngobrol juga dengan mereka,” ujarnya.
Penangkapan pasangan suami istri asal Sulawesi itu dilakukan secara senyap pada Kamis pagi (17/07/2025). Proses penangkapan berlangsung di kios ayam tempat mereka bekerja sekaligus tinggal. Informasi awal didapat dari laporan warga dan dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Sarwani. Ia mengaku terkejut karena tidak menyangka bahwa pasangan tersebut merupakan terduga pelaku terorisme. “Kaget juga mereka ditangkap ternyata dugaannya teroris. Soalnya di sini pendatang dari Sulawesi, kalau tidak salah Palu. Tidak pernah juga melapor ke saya,” ujarnya.
Sarwani menambahkan bahwa pasangan ini awalnya tiba di Berau menumpang kapal pengangkut kelapa. Karena tidak memiliki tempat tinggal, mereka sempat ditampung oleh warga sebelum akhirnya dikenalkan kepada pemilik usaha ayam potong. Sejak saat itu, mereka tinggal dan bekerja di lantai dua bangunan usaha tersebut selama kurang lebih tiga bulan.
Warga sekitar mengenal keduanya sebagai sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi. “Tidak banyak bicara juga mereka, harus ditegur dulu,” ujar salah satu warga. Seorang saksi mata yang tinggal tidak jauh dari lokasi menyebut bahwa pagi itu dirinya melihat banyak aparat berpakaian sipil dan bersenjata lengkap berkumpul di sekitar kios. “Kurang paham juga kalau itu penangkapan, tapi banyak motor yang putar balik,” katanya.
Kapolres Berau, Ajun Komisaris Besar Polisi Khairul Basyar, membenarkan adanya penangkapan tersebut. “Polres Berau, Polda Kaltim benar membantu membackup Tim Densus 88. Untuk informasi lebih lanjut masih menunggu keterangan lanjutan,” ujarnya singkat.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Densus 88 mengenai jaringan teroris maupun aktivitas yang melibatkan pasangan tersebut. Aparat masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan keterlibatan mereka dalam aktivitas terorisme. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melapor kepada aparat apabila menemukan aktivitas yang mencurigakan di lingkungan masing-masing.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan