BANJARMASIN – Suasana Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, tampak ramai pada Sabtu pagi. Namun di balik hiruk-pikuk transaksi dan padatnya parkiran, wajah pasar yang seharusnya menjadi etalase ekonomi rakyat justru menyimpan ironi: keramik pecah, kebersihan terabaikan, dan banyak kios kosong.
Pasar yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari, Kelurahan Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Tengah itu kini dikelola langsung oleh Pemko Banjarmasin sejak 15 Agustus 2025, setelah 25 tahun sebelumnya di bawah kendali PT Giri Jaladhi Wana (GJW). Harapan pedagang dan pengunjung terhadap perubahan nasib pasar ini pun membuncah meski realitas di lapangan belum seindah yang dibayangkan.
“Kalau ke Pasar Antasari, sering berbelanja ke Ramayana di lantai atas. Karena tempatnya nyaman dan bersih. Kalau berbelanja di pasar tradisionalnya di lantai satu dan dua, jarang, karena kurang nyaman terutama soal kebersihan,” ujar Iki, salah seorang pengunjung pada Sabtu (11/10/2025).
Pernyataan Iki mencerminkan kondisi kontras antara sisi modern dan tradisional pasar tersebut. Ramayana di lantai tiga sejuk dan tertata rapi, sementara bagian bawah yang menjadi denyut ekonomi rakyat justru tampak memprihatinkan. Keramik lantai pecah di banyak titik, debu menumpuk, dan sisa dagangan berserakan di beberapa blok kosong.
Pemko Banjarmasin yang kini menjadi pengelola baru seakan belum menunjukkan langkah nyata memperbaiki kondisi itu. Padahal, dengan peralihan pengelolaan, publik berharap lahir penataan ulang besar-besaran, mulai dari kebersihan, kenyamanan, hingga keamanan pengunjung dan pedagang.
Sebelumnya, pemerintah kota telah mengumumkan rencana pendataan ulang pedagang Pasar Sentra Antasari guna menertibkan tata kelola lapak dan retribusi. Namun sejauh ini belum tampak tindakan konkret di lapangan.
Ironinya, di antara blok-blok yang rusak, geliat ekonomi masih terus berdenyut. Para pedagang kecil tetap setia membuka lapak di area yang sempit dan berdebu. Di sisi luar, pedagang kaki lima masih berjejer menawarkan makanan khas seperti pentol, bakso, satai, dan nasi lalapan sebuah potret ketahanan ekonomi rakyat di tengah ketidakpedulian pengelola.
Pasar Sentra Antasari, yang disebut-sebut sebagai ikon ekonomi Banjarmasin, kini menanti bukti nyata dari Pemko. Peralihan kewenangan dari perusahaan swasta ke pemerintah semestinya membawa pembaruan, bukan sekadar pergantian papan nama pengelola.
Sebab pasar bukan hanya tempat jual beli ia adalah denyut kehidupan warga kota. Dan ketika lantainya retak, sesungguhnya ada sesuatu yang lebih dalam yang ikut pecah: tanggung jawab pemerintah terhadap ruang ekonomi rakyat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan