PENAJAM PASER UTARA — Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mulai menerapkan sistem pembayaran retribusi pasar secara digital di Pasar Induk Nenang, Penajam. Inovasi ini dilakukan melalui pemanfaatan teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) guna mendukung percepatan digitalisasi pelayanan publik.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya mempercepat transformasi digital, khususnya di sektor perdagangan tradisional,” ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kukmperindag) Penajam Paser Utara, Margono Hadi Susanto, Minggu (4/5/2025).
Penerapan sistem QRIS ini, kata Margono, juga bertujuan memperkuat inklusi keuangan di daerah serta meningkatkan transparansi dan efisiensi pengelolaan retribusi pasar. Seluruh pembayaran retribusi kini langsung tercatat masuk ke kas daerah, sehingga risiko kebocoran dan praktik pungutan tidak resmi dapat ditekan.
“Digitalisasi ini mengurangi potensi kesalahan petugas dan meningkatkan akuntabilitas dalam pemungutan retribusi,” katanya.
Dinas Kukmperindag turut memberikan edukasi kepada para pedagang mengenai teknis penggunaan QRIS, termasuk simulasi pembayaran menggunakan aplikasi dompet digital. Sistem ini dilengkapi standar keamanan tinggi dan transaksi dapat diawasi oleh otoritas keuangan.
Margono menambahkan, penggunaan sistem pembayaran non-tunai sudah menjadi kebutuhan mendesak di tengah tren penurunan penggunaan uang fisik secara global. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan seluruh transaksi publik di masa mendatang akan beralih ke sistem digital.
“Penerapan QRIS bukan hanya memudahkan pedagang, tetapi juga memperkuat sistem keuangan daerah,” tegasnya.
Penerapan QRIS di Pasar Induk Nenang juga dijadikan proyek percontohan untuk pasar tradisional lainnya di wilayah Penajam Paser Utara. Pada tahun 2024, realisasi retribusi pasar induk ini tercatat sebesar Rp23,8 juta dari target Rp33,6 juta.
Salah satu pedagang, Farida, mengaku antusias dengan sistem pembayaran digital ini. “Praktis dan cepat, kami tidak perlu lagi antre atau repot menyiapkan uang tunai,” ujarnya. []
Redaksi11