PASER – Program Paser Berbuah yang digagas Pemerintah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tampaknya belum sepenuhnya menunjukkan hasil sesuai harapan. Meski dicanangkan di sembilan kecamatan, hanya Kecamatan Kuaro dan Kecamatan Long Kali yang telah benar-benar menunjukkan hasil panen buah secara nyata.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Paser, Erwan Wahyudi, membenarkan hal itu. Ia menyebut dua kecamatan tersebut sebagai wilayah yang paling siap menjalankan program tersebut.
“Jadi kedua kecamatan ini yang sudah menghasilkan,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (09/10/2025).
Kuaro kini berkembang menjadi sentra kelengkeng, sementara Long Kali dikenal dengan jambu air dan jambu kristal. Dua wilayah ini menjadi tumpuan utama bagi pemerintah daerah dalam menampilkan wajah sukses Paser Berbuah, meskipun sebagian besar kecamatan lainnya masih jauh dari kata produktif.
Beberapa daerah masih berada pada tahap awal penanaman. Di Tanah Grogot, misalnya, pengembangan buah alpukat masih sebatas tahap percobaan. Sedangkan di Long Ikis, masyarakat baru menanam durian yang diperkirakan baru bisa panen dalam tiga tahun ke depan. “Seperti di Long Ikis karena fokusnya buah durian, jadi sekitar tiga tahun lagi baru bisa panen,” tambah Erwan.
Namun, di balik optimisme tersebut, realisasi di lapangan masih menghadapi kendala klasik: kesiapan lahan dan keterlambatan koordinasi antarinstansi. Rencana pembangunan Demonstrasi Plot (Demplot) atau lahan percontohan di sejumlah kecamatan, misalnya, masih belum terlaksana.
“Baru pembebasan lahan, itu pun belum diserahkan ke kami. Lahan tersebut nantinya digunakan sebagai lahan percontohan Paser Berbuah,” jelasnya.
Lahan percontohan yang dimaksud baru akan direalisasikan pada tahun 2026, atau satu tahun lagi dari sekarang. Nantinya, proyek ini akan melibatkan TP PKK dan pemerintah kecamatan untuk memperkuat implementasi di lapangan. “Akan kami kerja samakan juga dengan TP PKK dan pemerintah kecamatan,” tutup Erwan.
Meski begitu, capaian dua kecamatan yang berhasil belum cukup untuk menggambarkan kesuksesan program secara menyeluruh. Di banyak daerah lain, masyarakat masih menunggu bukti konkret manfaat dari program ini, terutama dalam hal peningkatan ekonomi petani.
Alih-alih sekadar slogan “Paser Berbuah”, warga berharap ada kebijakan yang lebih terukur dan dukungan nyata agar buah lokal tidak hanya tumbuh di kebun percontohan, tetapi juga memberi hasil ekonomi yang bisa dirasakan langsung oleh petani di seluruh pelosok Paser. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan