ODESSA – Langkah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencabut kewarganegaraan Wali Kota Odessa, Gennadiy Trukhanov, menuai sorotan tajam di tengah krisis legitimasi dan politik dalam negeri yang kian sensitif. Alasan pencabutan itu dikaitkan dengan tuduhan kepemilikan paspor Rusia, meski sang wali kota secara terbuka membantah keras tuduhan tersebut.
“Kewarganegaraan Ukraina Wali Kota Odessa, Gennadiy Trukhanov, telah ditangguhkan,” demikian pernyataan resmi Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melalui Telegram, mengutip dekrit yang ditandatangani langsung oleh Zelensky pada Rabu (15/10/2025).
SBU menuding Trukhanov memiliki paspor Rusia dan menyebutnya “memiliki paspor internasional yang sah dari negara agresor.” Tuduhan itu tampak disusun untuk menegaskan posisi pemerintah yang kian keras terhadap siapa pun yang diduga memiliki hubungan dengan Moskow. Namun, langkah ini juga menimbulkan pertanyaan baru tentang batas antara keamanan nasional dan penyalahgunaan kekuasaan politik.
Trukhanov menolak keras tuduhan itu.
“Saya tidak pernah menerima paspor Rusia. Saya warga negara Ukraina,” tegasnya dalam pesan video yang diunggah ke Telegram. Ia menambahkan akan tetap menjalankan tugas sebagai wali kota terpilih selama mungkin dan akan membawa kasus tersebut ke pengadilan.
Trukhanov bukan sosok baru dalam politik Ukraina. Mantan anggota parlemen itu telah memimpin Odessa kota pelabuhan terbesar di Laut Hitam sejak 2014. Ia sempat dikenal sebagai politisi berhaluan pro-Rusia, namun setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Trukhanov justru mengambil sikap sebaliknya: mengecam Moskow dan menegaskan komitmennya membela Odessa.
Kini, ketika ia justru dituduh memiliki paspor Rusia, banyak pihak mempertanyakan apakah langkah Zelensky benar-benar soal “kesetiaan negara”, atau lebih sebagai upaya politik menyingkirkan figur yang tak lagi sejalan dengan pusat kekuasaan Kyiv.
Kritik juga mengemuka dari kalangan pengamat politik Ukraina yang menilai pencabutan kewarganegaraan tanpa proses hukum yang transparan dapat menciptakan preseden berbahaya di tengah perang yang belum usai. Di saat Zelensky berusaha memperkuat kontrol internal, tindakan semacam ini bisa dianggap melemahkan nilai demokrasi yang justru ingin dipertahankan dari agresi Rusia.
Selain Trukhanov, seorang sumber pemerintah Ukraina mengonfirmasi kepada AFP bahwa penari balet terkenal Sergei Polunin juga kehilangan kewarganegaraan Ukraina. Polunin, yang memiliki tato besar wajah Vladimir Putin di dadanya, dikenal sebagai pendukung vokal presiden Rusia. Ia lahir di Ukraina selatan dan memperoleh kewarganegaraan Rusia pada 2018. Pada 2022, ia mendukung invasi Moskow dan sebelumnya menyatakan dukungan atas aneksasi Krimea.
Sumber yang sama menyebut politisi pro-Kremlin, Oleg Tsaryov yang sempat selamat dari upaya pembunuhan pada 2023 juga dicabut kewarganegaraannya.
Serangkaian pencabutan ini memperlihatkan pola baru dalam pemerintahan Zelensky: menindak tegas siapa pun yang dicurigai berhubungan dengan Rusia, bahkan jika tuduhannya belum terbukti di pengadilan. Di tengah perang dan tekanan geopolitik, langkah seperti ini tampak mengaburkan batas antara patriotisme dan paranoia politik.
Keputusan mencabut kewarganegaraan pejabat terpilih seperti Trukhanov dapat menimbulkan krisis kepercayaan publik. Sebab, tanpa proses hukum terbuka, tindakan tersebut berpotensi dianggap sebagai bentuk pembersihan politik, bukan penegakan hukum. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan