ROMA – Kondisi stok ikan dunia terus memburuk dengan laju yang mengkhawatirkan. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat lebih dari sepertiga stok ikan global mengalami tekanan yang melampaui batas keberlanjutan. Laporan ini disampaikan dalam Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di Nice, Prancis, Rabu (11/6).
FAO menyebut bahwa sebanyak 35,5 persen stok ikan di lautan kini telah mengalami penangkapan berlebihan atau overfishing. Angka tersebut diperoleh dari data tangkapan terbaru yang dikumpulkan menggunakan metodologi penilaian yang diperbarui.
“Proporsi stok ikan yang ditangkap secara berlebihan terus meningkat pada tingkat sekitar 1 persen per tahun akhir-akhir ini, yang merupakan masalah yang signifikan,” kata penulis laporan tersebut. “Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk memperkuat manajemen yang efektif di semua sektor perikanan,” tambahnya.
Dalam dokumen setebal 500 halaman itu, FAO menggarisbawahi bahwa aktivitas manusia di laut tidak lagi berkelanjutan dan memberi dampak serius terhadap populasi spesies laut, termasuk hiu dan pari. Penangkapan ikan yang tidak terkendali dinilai bisa merusak keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan.
Selain mengancam kelangsungan spesies laut, situasi ini juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada laut untuk makan dan mencari nafkah. FAO menyebutkan bahwa sekitar 600 juta orang di dunia menggantungkan penghidupannya pada sektor perikanan dan akuakultur, berdasarkan laporan yang dirilis pada 2022.
Meski demikian, masih ada harapan. Sistem pengelolaan perikanan yang lebih baik serta peningkatan akurasi data penangkapan ikan telah membantu mengurangi tekanan terhadap stok ikan di sejumlah wilayah. Namun, FAO menekankan bahwa pembiayaan tetap menjadi faktor penting untuk mengisi kembali populasi ikan secara global.
Sayangnya, tujuan ke-14 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, yang menekankan pada pelestarian serta pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, justru termasuk salah satu target yang paling sedikit didanai. Padahal, menurut target tersebut, praktik penangkapan ikan berlebihan seharusnya sudah dihentikan sejak lima tahun lalu.
FAO memperingatkan bahwa apabila pola penangkapan saat ini terus berlanjut tanpa pembenahan yang konkret, maka konsekuensi ekologis dan sosial yang ditimbulkan akan semakin parah dan sulit untuk dipulihkan. []
Redaksi11