Pekan Gawai Dayak Sintang Tampilkan Tradisi dan Inovasi

SINTANG – Festival tahunan Pekan Gawai Dayak (PGD) kembali menyapa masyarakat Kabupaten Sintang dengan kemasan yang lebih edukatif dan berdampak. Diselenggarakan pada 16 hingga 19 Juli 2025 di Betang Tampun Juah, Jerora Satu, PGD ke-12 tidak hanya menjadi ajang hiburan dan ekspresi seni, tetapi juga sarana pelestarian budaya serta penguatan ekonomi kerakyatan.

Ketua Panitia PGD 2025, Toni, menyampaikan bahwa tahun ini pihaknya menitikberatkan pada penyajian budaya Dayak secara lebih menyeluruh dan mendalam. “Ada lima kegiatan utama yang kami siapkan, yaitu display budaya, seminar, ritual adat, misa atau ibadat, serta pameran UMKM,” jelasnya, Jumat (13/06/2025).

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PGD 2025 dirancang sebagai ruang interaktif antara tradisi dan generasi muda. Dengan menampilkan unsur-unsur budaya dalam bentuk yang lebih substansial, diharapkan pengunjung tidak hanya menyaksikan, tetapi juga memahami nilai-nilai yang melekat dalam setiap ritual dan kegiatan adat.

Sebanyak 11 cabang lomba khas Dayak akan mewarnai festival ini, termasuk lomba lagu daerah, kuliner, tari tradisional, melukis perisai, menyumpit, sastra lisan, hingga pencak silat dan pemilihan bujang-dara gawai. Perlombaan ini tidak hanya bertujuan melestarikan keterampilan tradisional, tetapi juga menggugah partisipasi lintas generasi.

“Kami mengajak Dewan Adat Dayak (DAD) di 14 kecamatan serta sanggar seni untuk aktif berpartisipasi. Bagi pelaku UMKM, stand akan kami siapkan untuk disewa,” tambah Toni. Menurutnya, kehadiran pelaku usaha kecil menengah menjadi elemen penting dalam menciptakan sinergi antara budaya dan ekonomi lokal.

Kegiatan empat hari ini terbuka bagi seluruh masyarakat, dan Toni mengimbau agar seluruh pengunjung menjaga keamanan serta kenyamanan bersama. “Silakan datang dan saksikan. Yang penting, jaga kenyamanan bersama dan ikuti arahan petugas. Parkirlah kendaraan di tempat yang disediakan,” ujarnya.

Selain menjadi ruang pelestarian budaya, PGD Sintang ke-12 juga diharapkan mampu menjadi pemantik perputaran ekonomi masyarakat. “Kami ingin PGD tahun ini tidak hanya menjadi ajang ekspresi budaya, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi UMKM. Harapan kami, pengunjung ramai, kegiatan aman dan tertib, serta pelaku usaha mendapat keuntungan,” pungkas Toni. Melalui sinergi antara budaya, edukasi, dan ekonomi, PGD Sintang terus menunjukkan bahwa warisan leluhur bisa menjadi pilar pembangunan daerah yang berkelanjutan dan inklusif. [] Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X