PASER – Puluhan pegawai Disperkimtan dan Bappedalitbang Kabupaten Paser mengikuti pelatihan Sistem Informasi Geografi (GIS) dan Penginderaan Jauh (Drone) di Yogyakarta, Senin (20/10/2025). Meski kegiatan ini digadang sebagai upaya modernisasi pengelolaan data, sejumlah pengamat menilai implementasi teknologi ini akan menjadi ujian nyata kemampuan sumber daya manusia di lapangan.
Pelatihan yang diinisiasi Disperkimtan Paser ini diikuti 28 peserta dengan tujuan meningkatkan penguasaan teknis pegawai dalam pengelolaan data spasial. Plt Kepala Disperkimtan Kabupaten Paser, Aji Mohd Tommy, menekankan pentingnya GIS dan drone untuk pengambilan keputusan berbasis bukti.
“Peningkatan kemampuan dalam pengelolaan data spasial, penguasaan perangkat lunak seperti ArcGIS dan QGIS, serta pemanfaatan teknologi drone untuk pemetaan dan pengawasan pembangunan wilayah,” terang Tommy.
Tommy menambahkan, keterbatasan data spasial di Kabupaten Paser selama ini menjadi hambatan, termasuk peta tanah, database jalan, dan lokasi rawan bencana. Padahal, data tersebut sangat penting untuk mendukung program Paser TUNTAS dan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Penguasaan GIS dan drone memungkinkan kami memiliki data faktual sendiri, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi ketergantungan pada instansi lain,” jelas Tommy.
Namun, sejumlah pakar tata ruang menilai penguasaan perangkat lunak dan teknologi tinggi tidak cukup jika implementasi di lapangan terhambat oleh kapasitas pegawai, ketersediaan infrastruktur, dan koordinasi antar OPD. Teknologi bisa menjadi sia-sia jika tidak diikuti perencanaan dan pengawasan yang konsisten.
Tommy menegaskan, GIS dan drone penting untuk menentukan prioritas pembangunan, lokasi strategis pembebasan lahan, perencanaan lima tahunan, dan pengembangan fasilitas umum. “GIS dan drone ini menjadi instrumen penting dalam pengelolaan data berbasis lokasi yang lebih cepat, akurat, dan efisien. Penerapan teknologi ini juga sangat mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti dalam pembangunan daerah,” pungkasnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Paser, Adi Maulana, menambahkan, akurasi data spasial berdampak langsung pada efektivitas kerja OPD. “Sehingga hal ini memungkinkan pemerintah merespons cepat kondisi lapangan, salah satunya penemuan titik kerusakan pipa PDAM yang lebih cepat,” ujarnya.
Meski begitu, kritikus menekankan bahwa teknologi canggih ini hanya akan efektif bila diimbangi pelatihan berkelanjutan, disiplin pelaporan, serta komitmen seluruh OPD dalam memanfaatkan data yang diperoleh. Tanpa itu, pelatihan hanya menjadi simbol modernisasi, bukan solusi nyata pembangunan berbasis data. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan