SEOUL – Seorang pria berusia 50-an yang diduga melakukan pembunuhan terhadap lima anggota keluarganya, termasuk kedua orang tua, istri, serta dua putrinya, telah resmi diserahkan ke Kejaksaan Distrik Suwon pada Kamis (24/4/2025). Pria tersebut sebelumnya ditahan oleh Kepolisian Yongin Seobu atas dugaan pembunuhan berencana dan parricide, yakni pembunuhan terhadap anggota keluarga dekat.
Kepolisian menyatakan bahwa tersangka ditangkap sehari setelah insiden terjadi, tepatnya pada 15 April, di sebuah officetel yang biasa ia gunakan untuk bekerja di Gwangju, Provinsi Gyeonggi. Sebelum penangkapannya, pria itu sempat meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan niat untuk “membunuh semua orang, lalu mengakhiri hidup sendiri.”
Dalam proses pengawalan dari kantor Kepolisian Yongin Dongbu menuju kendaraan tahanan, tersangka tampak mengangguk ketika ditanya apakah ia merencanakan aksi pembunuhan tersebut. Namun, ia memilih bungkam saat wartawan melontarkan pertanyaan lain seperti “apakah Anda benar-benar harus membunuh keluarga Anda?” atau “tidakkah Anda merasa menyesal?”
Kejaksaan kini tengah menelaah berkas perkara sebelum melanjutkan penyelidikan tambahan. Penetapan dakwaan resmi diperkirakan akan dilakukan pada awal atau pertengahan Mei mendatang.
Menurut hasil penyelidikan awal, peristiwa tragis tersebut terjadi pada malam 14 April 2025 di sebuah apartemen yang terletak di Distrik Suji, Yongin. Tersangka diduga memberikan obat tidur kepada lima korban, kedua orang tuanya yang telah berusia 80-an tahun, istrinya yang berusia sekitar 50-an, serta dua anak perempuan mereka yang masih remaja dan berusia 20-an. Setelah para korban tak sadarkan diri, tersangka kemudian diduga melakukan tindakan kekerasan fisik yang menyebabkan kematian.
Kepada penyidik, pria itu mengaku sedang berada dalam tekanan ekonomi berat akibat gugatan perdata terkait penjualan apartemen yang dianggap bermasalah. Ia juga mengaku dililit utang dan merasa putus asa hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup seluruh keluarganya. “Saya tidak bisa mewariskan utang ini kepada mereka,” ujarnya dalam pemeriksaan.
Kasus ini mengguncang publik Korea Selatan karena melibatkan pembunuhan satu keluarga secara berencana, dengan pelaku yang masih memiliki hubungan darah dekat dengan seluruh korban. Tragedi ini kembali memicu diskusi publik tentang pentingnya dukungan terhadap kesehatan mental, serta sistem peringatan dini bagi individu dengan tekanan psikis berat yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. []
Redaksi11