BANJARBARU – Fenomena kecanduan ganda yang melibatkan narkoba dan game online kembali mencuat di Kalimantan Selatan. Kali ini, seorang pemuda berinisial MR (24) harus dirujuk ke lembaga rehabilitasi setelah perilakunya tak lagi mampu dikendalikan oleh orang tua.
MR, yang berasal dari Banjarmasin, dinyatakan mengalami gangguan perilaku serius akibat konsumsi sabu berkepanjangan dan adiksi berat terhadap game daring. Situasi ini menyebabkan keresahan di lingkungan tempat tinggalnya, hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada pihak berwenang.
Insiden ini terjadi pada Senin (10/06/2025). Pukul 13.00 Wita, tim dari Yayasan Pemulihan dan Rehabilitasi (YPR) Kobra Kalsel melakukan penjemputan di kawasan Jalan Seberang Masjid, Banjarmasin. Proses berjalan lancar dengan dukungan pengurus RT setempat dan instansi terkait.
“Orang tuanya sudah tidak sanggup. Mereka memilih menyerahkannya agar bisa segera mendapatkan penanganan profesional,” kata Kepala Seksi Keamanan YPR Kobra, Sidik Kamdi, Kamis (12/06/2025) sore.
Setelah berhasil dievakuasi, MR langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum dan tiba sekitar pukul 14.15 Wita. Di sana ia menjalani pemeriksaan medis awal, termasuk tes urine dan penimbangan berat badan, sebelum masuk ke tahapan rehabilitasi intensif.
Dari pengakuan keluarga, diketahui bahwa MR telah menggunakan sabu dalam waktu cukup lama, dan mengalami gangguan kecanduan digital yang parah. “Ini bentuk gangguan perilaku yang kompleks. Narkoba dan adiksi game memperburuk kondisi psikis dan sosial korban,” ujar Sidik.
Kombinasi penyalahgunaan narkotika dan keterikatan terhadap dunia virtual telah menciptakan ketidakseimbangan mental pada diri MR. Kondisinya tidak hanya menyulitkan pihak keluarga, tetapi juga menimbulkan keresahan di lingkungan sekitarnya.
Sidik menambahkan bahwa kasus ini seharusnya menjadi peringatan serius bagi masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih waspada terhadap perilaku anak dan remaja. Keterbukaan komunikasi dalam keluarga dan pengawasan terhadap aktivitas digital anak menjadi langkah awal yang vital.
Ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala penyalahgunaan zat serta kecanduan digital yang kini banyak menyasar anak muda. Kasus MR mencerminkan wajah problematika baru dalam masyarakat urban, di mana tekanan lingkungan dan paparan digital yang tidak terkontrol dapat berujung pada gangguan perilaku berat jika tidak segera ditangani dengan pendekatan yang tepat. [] Admin03