SULAWESI TENGAH – Proses evakuasi terhadap tujuh warga yang tertimbun longsor di kawasan hutan Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, akhirnya rampung. Tim SAR gabungan yang dikerahkan ke lokasi berhasil menemukan seluruh korban, termasuk dua orang yang ditemukan terakhir dalam kondisi meninggal dunia.
Peristiwa tragis itu terjadi saat para korban tengah mencari kayu bakar di dalam hutan. Musibah tanah longsor yang menimpa mereka terjadi mendadak, menyulitkan upaya penyelamatan sejak awal.
“Alhamdulillah, seluruh korban berhasil ditemukan,” ujar Kepala Basarnas Palu, Muh Rizal, dalam keterangannya pada Kamis (26/6/2025). Ia menyampaikan bahwa seluruh proses pencarian dan evakuasi telah dilakukan secara intensif oleh berbagai unsur, termasuk Basarnas, TNI, Polri, dan masyarakat setempat.
Korban terakhir yang ditemukan pada Rabu (25/6) adalah Safrudin E. Manjalai (36) dan Rapi (14), yang keduanya sudah tidak bernyawa ketika dievakuasi. “Pagi tadi seluruh tim bergerak kembali ke posko utama membawa kedua korban,” kata Rizal.
Kedua korban tersebut kemudian diserahkan kepada keluarga masing-masing untuk proses pemakaman. Rizal menambahkan, “Seluruh korban telah diserahkan ke pihak keluarga.”
Dengan telah ditemukannya semua korban, operasi pencarian dinyatakan selesai dan resmi ditutup. Rizal menyampaikan bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam operasi SAR telah dikembalikan ke satuan masing-masing. “Dengan berhasilnya ditemukan seluruh korban, maka operasi SAR dinyatakan ditutup dan seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke satuannya masing-masing,” pungkasnya.
Insiden longsor di Desa Tirtanagaya ini menjadi pengingat akan risiko besar yang dihadapi masyarakat pedesaan yang masih menggantungkan hidup dari hasil alam, termasuk kayu bakar. Aktivitas mencari kayu di hutan bukan hal baru bagi warga setempat. Namun, cuaca ekstrem dan kondisi geografis yang rawan longsor kerap menjadi ancaman tersembunyi yang jarang disadari.
Longsor yang terjadi kali ini membawa dampak besar bagi keluarga para korban dan masyarakat sekitar. Banyak pihak menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut. Pemerintah daerah setempat diharapkan segera meninjau kembali sistem peringatan dini bencana, terutama di kawasan rawan seperti wilayah Bolano Lambunu.
Selama proses pencarian, tim SAR menghadapi berbagai hambatan seperti cuaca buruk, kontur tanah yang labil, serta jarak tempuh menuju lokasi kejadian yang cukup jauh dari pemukiman warga. Meski demikian, semangat dan koordinasi antar-lembaga yang terlibat menjadi kunci keberhasilan evakuasi.
“Medan memang sulit, tetapi sinergi yang baik dari semua unsur sangat membantu percepatan proses pencarian,” ungkap salah satu anggota SAR yang enggan disebutkan namanya.
Keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan masyarakat setempat yang turut serta memberikan informasi lokasi awal korban tertimbun. Keterlibatan warga menjadi unsur penting dalam operasi kemanusiaan ini.
Tragedi ini membuka kembali diskusi publik tentang pentingnya edukasi kebencanaan kepada masyarakat, khususnya mereka yang hidup di sekitar wilayah rawan bencana. Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu memperkuat sistem mitigasi serta membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keselamatan dalam setiap aktivitas di alam bebas.
Selain itu, perlunya pemetaan ulang terhadap kawasan-kawasan yang berisiko longsor menjadi penting agar kejadian serupa tidak terulang. Pendampingan terhadap masyarakat yang bergantung pada hasil hutan juga patut ditingkatkan agar mereka bisa mengakses sumber energi alternatif selain kayu bakar.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Parigi Moutong diharapkan segera mengambil langkah konkret, termasuk memberikan bantuan kepada keluarga korban serta menyediakan jalur evakuasi dan peringatan dini di kawasan tersebut.
Meski operasi SAR telah ditutup, namun pekerjaan besar masih menanti. Evaluasi menyeluruh dari seluruh pihak, termasuk peran lembaga penanggulangan bencana, menjadi hal penting guna memperbaiki sistem dan mencegah korban jiwa di masa mendatang.
Tragedi yang menimpa tujuh warga pencari kayu bakar ini menjadi catatan penting bagi semua pihak, bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. Evakuasi telah usai, namun duka dan pelajaran dari kejadian ini akan terus bergema, menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan menghadapi bencana. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan