KOTAWARINGIN TIMUR – Dalam keheningan malam, keresahan warga Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, kian bertambah. Bukan karena isu besar atau bencana alam, tetapi karena pencurian yang menimpa kebutuhan dasar: air bersih. Mesin pompa air dan meteran milik pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menjadi incaran pelaku pencurian, membuat warga mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas harian.
Aulia, warga Jalan Iskandar, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menjadi salah satu korban yang merasakan dampaknya secara langsung. “Kejadiannya baru aja. Pas bangun pagi, saya hidupin mesin pompa. Anehnya, airnya gak jalan-jalan. Pas dicek, ternyata mesinnya hilang,” ujarnya, Rabu (9/7/2025). Mesin itu biasa ia gunakan untuk kebutuhan dapur sehari-hari.
Tak jauh dari rumah Aulia, Mama Jalal yang tinggal di barak sekitar juga mengalami hal serupa. “Kejadiannya malam. Saya sempat ada dengar suara di depan barak. Ketika dicek, ternyata pompa airnya sudah hilang,” katanya, dengan nada kecewa.
Dampak pencurian ini tak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga finansial. Rara, warga Kecamatan Baamang, harus merogoh kocek dalam untuk mengurus ulang layanan air bersih akibat meteran PDAM milik orang tuanya yang hilang. “Baru saja meteran PDAM di rumah orang tua saya hilang. Akhirnya saya membantu mendaftarkan ulang meteran PDAM karena keperluan rumah orang tua saya,” ucapnya.
Meski kerugian dirasakan nyata, tidak satu pun korban melaporkan kejadian ini ke pihak Kepolisian. Mereka memilih diam, dengan harapan aparat keamanan dapat meningkatkan patroli malam demi mempersempit ruang gerak para pelaku.
Air adalah kebutuhan utama, dan bagi warga Sampit, pencurian yang menyasar fasilitas air ini bukan sekadar kehilangan barang, tetapi juga kehilangan kenyamanan dan rasa aman di lingkungan sendiri.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan