Pendopo Bupati Diselimuti Haru Sambut Jemaah Haji

HULU SUNGAI SELATAN – Tangis haru dan pelukan hangat menyambut kepulangan jemaah haji asal Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, yang tergabung dalam Kloter 8 Debarkasi Banjarmasin. Suasana penuh emosi menyelimuti Pendopo Bupati HSS, tempat jemaah tiba pada Minggu (29/6/2025) sekitar pukul 10.35 Wita.

Kedatangan jemaah yang diantar rombongan bus besar dari Asrama Haji Banjarbaru mendapat pengawalan ketat dari Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres HSS. Sejak pagi, para keluarga dan kerabat telah menanti dengan penuh kerinduan. Setibanya di lokasi, tidak sedikit dari jemaah yang langsung bersujud syukur di tanah, sementara yang lain tampak mengeluarkan koper mereka dari bagasi.

Jemaah kloter 8 ini tercatat sebagai kelompok pertama dari HSS yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada musim haji 1446 H/2025 M, terdiri dari 202 orang ditambah empat petugas pendamping dari PHD dan KBIHU. Sebagian besar mengenakan pakaian santai seperti batik, sasirangan, atau jubah, mencerminkan kesederhanaan dan kenyamanan pasca menunaikan ibadah haji.

Di antara para jemaah, terdapat pasangan suami istri Abdul Hamid (54) dan Marni (34) dari Banua Hanyar, Kecamatan Daha Selatan. Keduanya membawa orang tua mereka, Bahriah (74). Menurut Abdul Hamid, seluruh rangkaian ibadah berjalan lancar, meskipun sempat mengalami gangguan ringan seperti batuk dan pilek.

“Ya, ada sedikit saja, kalau kondisi badan kita dalam keadaan baik dan sehat,” ujarnya. Ia menambahkan, momen yang paling menantang adalah saat melontar jumrah karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh. “Dari Mina ke Jamarat, itu cukup jauh. Namun, dapat melaksanakan dengan baik hingga selesai prosesinya,” tambah Marni.

Pengalaman tak terlupakan juga dirasakan oleh pasangan Eka Wahyuni dan Ariyanto. Keduanya mengaku perjalanan haji kali ini memberikan banyak pelajaran, baik secara spiritual maupun fisik.

Eka menceritakan salah satu momen yang cukup melelahkan terjadi saat di Muzdalifah. Ketika itu, kondisi lalu lintas macet dan kendaraan jemputan tidak dapat menjangkau semua jemaah tepat waktu. “Mungkin ada yang berjalan dari 5 – 8 kilometer, karena kondisi kemacetan jadi banyak terlambat jemputan,” kata Eka, warga asal Baluti, Kandangan, yang kini berdomisili di Kelua, Tabalong.

Akibat situasi tersebut, banyak jemaah memilih berjalan kaki menuju Mina. Meski melelahkan, mereka tetap semangat menyelesaikan rangkaian ibadah. Setelah tiba di Pendopo Bupati, Eka dan Ariyanto langsung menuju rumah orang tua di Baluti. “Besok, Senin kami baru pulang ke Kelua,” lanjut Eka.

Ariyanto menambahkan, menjalankan ibadah haji bukan hanya soal spiritualitas, tetapi juga membutuhkan ketahanan fisik. “Memang benar, ketika melaksanakan ibadah haji, selain kesehatan perlu juga menjaga fisik sejak awal, karena proses menjalankan ibadah haji banyak ke fisik,” ujarnya.

Setelah seluruh barang bawaan dikumpulkan, satu per satu jemaah haji meninggalkan lokasi dengan keluarga masing-masing. Raut bahagia terpancar dari wajah para jemaah, menandai tuntasnya perjalanan spiritual yang penuh makna. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com