WASHINGTON DC – Dua anak, berusia 8 dan 10 tahun, tewas dan 17 orang lainnya mengalami luka-luka setelah seorang pelaku menembaki jemaat melalui jendela Gereja Katolik Annunciation saat misa berlangsung, menurut keterangan kepolisian.
Gereja Annunciation, yang juga memiliki sekolah, sedang dipenuhi murid-murid ketika insiden terjadi pada Rabu (27/08/2025). Dari 17 korban luka, 14 di antaranya adalah anak-anak, dan semua diperkirakan akan selamat.
Pelaku, Robin Westman, 23 tahun, meninggal akibat tembakan yang ia lakukan sendiri di lokasi kejadian. Pihak berwenang menyatakan bahwa pelaku tidak memiliki catatan kriminal yang signifikan.
“Ini adalah tindakan kekerasan yang disengaja terhadap anak-anak yang tidak bersalah dan orang-orang yang sedang beribadah,” kata Kepala Polisi Brian O’Hara kepada awak media.
“Kejam dan pengecutnya menembaki gereja yang penuh anak-anak sungguh tidak dapat dimengerti,” tambahnya.
Motif penembakan masih belum diketahui. FBI menyatakan bahwa insiden ini tengah diselidiki sebagai tindakan teror domestik sekaligus kejahatan kebencian terhadap umat Katolik, menurut Direktur FBI, Kash Patel.
Polisi mulai menerima laporan penembakan menjelang pukul 08.00 waktu setempat pada Rabu. Pelaku mendekati sisi gedung dan menembakkan puluhan kali melalui jendela gereja menggunakan tiga senjata—senapan, shotgun, dan pistol. Polisi juga menemukan bom asap di lokasi kejadian.
Pihak berwenang tengah menyelidiki apakah pelaku menembak dari dalam gedung atau seluruh tembakan dilakukan dari luar, dengan catatan bahwa tidak ditemukan selongsong peluru di dalam gereja.
“Saya mendengar bunyi ‘boom, boom, boom’,” ujar P.J. Mudd, warga yang tinggal dekat gereja dan bekerja dari rumah saat kejadian, kepada Wall Street Journal. “Tiba-tiba saya menyadari ini penembakan.” Ia kemudian berlari ke gereja dan melihat tiga magazen peluru berserakan di tanah.
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang selamat menceritakan kepada CBS afiliasi WCCO bahwa temannya menyelamatkannya dengan berbaring di atasnya. “Saya duduk dua kursi dari jendela kaca patri. Teman saya, Victor, menyelamatkan saya karena dia berbaring di atas saya, tapi dia terkena tembakan,” ujarnya. “Teman saya tertembak di punggung, dia dibawa ke rumah sakit… Saya sangat takut, tapi sekarang sepertinya dia baik-baik saja.”
Sekolah tersebut berada di kawasan permukiman selatan Minneapolis dan menampung murid berusia 5 hingga 14 tahun. Ibu pelaku, Mary Grace Westman, sebelumnya bekerja di sekolah ini, menurut buletin sekolah tahun 2016, dan pensiun pada 2021.
Polisi menemukan catatan yang dijadwalkan pelaku untuk dipublikasikan daring saat penembakan terjadi. FBI membantu pihak berwenang dan menurunkan catatan tersebut.
Gubernur Minnesota, Tim Walz, menyampaikan bahwa Presiden Donald Trump dan timnya telah menyampaikan belasungkawa mendalam dan menawarkan bantuan. “Situasi ini terlalu sering terjadi tidak hanya di Minnesota, tetapi di seluruh negeri,” katanya, seraya berharap tidak ada komunitas atau sekolah yang harus mengalami hari seperti ini. Trump kemudian menyatakan bahwa bendera AS akan dikibarkan setengah tiang di Gedung Putih sebagai tanda penghormatan kepada para korban.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan