STOCKHOLM– Sebuah insiden penembakan terjadi di pusat Kota Uppsala, Swedia, pada Selasa (29/4), menyebabkan tiga orang tewas. Kepolisian menerima laporan adanya tembakan dan saat tiba di lokasi, mereka menemukan sejumlah korban dengan luka yang diduga akibat senjata api. Penembakan itu diduga berlangsung di dalam sebuah salon rambut. Berdasarkan kesaksian warga sekitar, pelaku terlihat melarikan diri dari tempat kejadian menggunakan skuter.
Insiden ini menambah deretan panjang kekerasan bersenjata yang marak terjadi di Swedia dalam beberapa tahun terakhir. Negara yang dahulu dikenal sebagai salah satu wilayah teraman di Eropa ini kini tengah menghadapi lonjakan aksi kriminal bersenjata, yang sebagian besar didorong oleh konflik antar geng.
Pelaku penembakan dalam kasus serupa kerap kali merupakan remaja muda, bahkan beberapa di antaranya berusia di bawah 15 tahun—usia minimum tanggung jawab pidana di Swedia. Hal ini menyulitkan penegak hukum dalam memberikan sanksi atau tuntutan hukum secara tegas. Para remaja ini disebut direkrut oleh jaringan kriminal sebagai eksekutor, karena status hukum mereka yang terbatas.
Pihak kepolisian Swedia sebelumnya telah melaporkan adanya penurunan jumlah kasus penembakan. Pada Januari 2025, mereka mencatat 296 kasus sepanjang tahun 2024, turun sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, insiden seperti yang terjadi di Uppsala ini menunjukkan bahwa tantangan dalam menangani kekerasan bersenjata belum sepenuhnya teratasi.
Hingga berita ini ditulis, identitas dan motif pelaku masih belum diketahui. Pihak kepolisian masih terus memburu tersangka dan meminta bantuan masyarakat agar segera melaporkan bila memiliki informasi yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Penyelidikan lebih lanjut pun tengah dilakukan untuk mengungkap latar belakang serta kemungkinan keterkaitan dengan jaringan kriminal yang lebih luas.[]
Redaksi12