PONTIANAK – Fenomena kabut tebal kembali mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Supadio, Pontianak. Kali ini, pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU-682 yang dijadwalkan mendarat dari Jakarta, terpaksa dialihkan ke Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Selasa (10/06/2025) pagi. Gangguan ini terjadi akibat jarak pandang ekstrem yang sangat terbatas di area bandara.
“Tadi pagi, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan jarak pandang (visibility) hanya mencapai 150 meter pada pukul 06.00 WIB. Awan rendah pada ketinggian 200 kaki (di bawah 70 meter) disertai kabut tebal membuat pilot mengambil keputusan untuk mengalihkan penerbangan demi keselamatan,” jelas General Manager Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Iwan.
Kondisi cuaca tersebut memaksa pilot mengikuti prosedur standar penerbangan untuk melakukan pengalihan atau diversi demi menjamin keamanan pendaratan. Menurut Iwan, hanya satu penerbangan yang terdampak dari gangguan cuaca pagi itu. “Saat ini kondisi visibilitas di Bandara Supadio sudah kembali normal dan operasional penerbangan berjalan lancar,” ujarnya.
Iwan menjelaskan bahwa pengalihan rute merupakan bagian dari sistem pengamanan penerbangan yang selalu dikedepankan ketika cuaca ekstrem terjadi. “Keputusan pilot untuk divert adalah langkah tepat sesuai prosedur keselamatan penerbangan. Kami selalu memprioritaskan keselamatan penumpang di atas segalanya,” tegasnya.
Pihak pengelola bandara juga memastikan bahwa penumpang yang terdampak tetap mendapatkan layanan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan maskapai. “Kami berkoordinasi dengan pihak maskapai untuk memastikan penumpang mendapatkan pelayanan yang semestinya,” tambah Iwan. Meskipun Bandara Supadio memiliki perangkat navigasi yang memadai, kabut tebal kerap menjadi tantangan operasional, terutama pada pagi hari di musim-musim tertentu. []