Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
PONTIANAK – BEA Cukai Pontianak berhasil melampaui target penerimaan negara untuk tahun 2024, mencatatkan angka penerimaan sebesar Rp317,008 miliar. Pencapaian ini melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni Rp305,005 miliar.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Pontianak, Anugrahwan Khristian Natali Garang, menyatakan bahwa hasil tersebut setara dengan 103,94% dari target yang tertuang dalam Keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-273/BC/2024.
Anugrahwan menjelaskan bahwa rincian penerimaan negara sepanjang 2024 mencakup berbagai sektor. Penerimaan dari Bea Masuk tercatat sebesar Rp66,624 miliar, yang memenuhi target sebesar 100,01%.
Sementara itu, Bea Keluar mencapai Rp223,331 miliar dengan persentase pencapaian 105,37%, dan Cukai mencatatkan penerimaan sebesar Rp27,051 miliar atau 102,32% dari target yang ditetapkan.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi dan kerja keras seluruh jajaran Bea Cukai Pontianak, serta dukungan berbagai pihak yang turut berperan penting. Kami akan terus berkomitmen untuk menjaga dan mengamankan penerimaan negara,” ujar Anugrahwan, Selasa (07/01/2025).
Selain berperan penting dalam penerimaan negara, Bea Cukai Pontianak juga menunjukkan kontribusinya terhadap perekonomian lokal. Dalam hal ini, Bea Cukai terus membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan 17 UMKM yang mendapat pembinaan. Sebanyak enam UMKM binaan berhasil melakukan ekspor perdana sejak 2022, termasuk tiga UMKM yang baru memulai ekspor pada tahun 2024.
UMKM yang berhasil menembus pasar internasional antara lain PT Bin Mustaq Internasional Impex, PT Makmur Kita Perkasa, dan PT Nuansa Nusantara Studio. Mereka membawa berbagai komoditas unggulan, seperti buah naga, kayu bajakah, teh oolong, dan alat rumah tangga ke pasar global. Dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta, ekspor komoditas tersebut menghasilkan devisa sebesar USD 2,798 juta, dengan mayoritas ekspor barang konsumsi, yakni 71,49%.
Sementara itu, pada sektor impor, Bea Cukai Pontianak mencatatkan nilai devisa sebesar USD 406 juta, yang sebagian besar berasal dari bahan baku dan barang penolong, yakni 41,07%. Sebagian besar impor ini juga dilakukan melalui jalur laut, mencakup 99,51% dari total impor.
Di sektor ekspor, Malaysia menjadi tujuan utama dengan total devisa USD 2,027 juta (72,44%), dengan komoditas utama yang diekspor berupa rempah-rempah, lemak dan minyak nabati, serta bahan baku karet.
Bea Cukai Pontianak juga menunjukkan keberhasilan dalam pengawasan barang ilegal sepanjang 2024. Pihaknya berhasil menggagalkan barang ilegal dengan total nilai mencapai Rp4,127 miliar. Barang-barang yang berhasil ditegah antara lain 793.972 batang rokok ilegal, 80 liter minuman mengandung etil alkohol, dan 51 koli pakaian bekas.
“Dengan langkah pengawasan ini, kami dapat menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp745,9 juta,” ujar Anugrahwan.
Kepala Kantor Bea Cukai Pontianak, Hary Prasetyo, menegaskan bahwa tindakan tegas dalam pengawasan barang ilegal ini bertujuan untuk menjaga kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi serta melindungi masyarakat dari dampak negatif barang ilegal.
“Kami terus mengoptimalkan pengawasan untuk mendukung penerimaan negara dan menjaga kepentingan masyarakat serta pelaku usaha yang patuh terhadap hukum,” katanya.
Dengan keberhasilan yang dicapai sepanjang 2024, Bea Cukai Pontianak tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan.
“Kami akan terus berinovasi dalam pelayanan, mendukung pelaku usaha, serta menciptakan iklim perdagangan yang sehat dan adil,” tutup Hary.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa Bea Cukai Pontianak memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ke depan, Bea Cukai Pontianak berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi bagi negara dan masyarakat. []
Redaksi03
