TARAKAN – Penjualan hewan kurban menjelang Idul Adha di Kota Tarakan mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah peternak lokal yang merasakan dampak menurunnya daya beli masyarakat terhadap penjualan sapi kurban.
Soleh, salah satu peternak yang berlokasi di Jalan Bhayangkara Pasir Putih, menyampaikan bahwa penjualan sapinya tahun ini jauh menurun. “Tahun lalu itu biasanya H-7 itu sudah laku 80 ekor tapi sekarang baru terjual 30 ekor sapi,” ujarnya saat ditemui Jumat (30/05/2025).
Meskipun demikian, Soleh tetap optimis menjelang puncak Idul Adha, penjualan sapi akan kembali meningkat. “Biasanya di H-3 sebelum Iduladha ada peningkatan pembelian,” tuturnya.
Kondisi serupa juga dirasakan peternak lain, Rimin, yang menjelaskan bahwa kenaikan biaya pengurusan karantina dari Gorontalo menjadi salah satu faktor naiknya harga sapi di pasar. “Tahun kemarin yang harga Rp 25 juta sekarang dijual dengan harga Rp 28 juta, ini juga yang membuat sepinya pembeli,” jelasnya.
Rimin menambahkan, saat ini stok sapinya tersisa sekitar 40 ekor dan akan segera ada tambahan sekitar 20 ekor sapi yang didatangkan dari Gorontalo. “Yang dari Gorontalo akan tiba hari Minggu, dan ini sudah di pesan sama pembeli,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan perbedaan kondisi tahun ini dengan tahun sebelumnya yang lebih ramai pembelian. “Tahun kemarin sapi banyak permintaan juga ramai, dan sekarang sapi sedikit pembelian juga kurang,” katanya.
Meski menghadapi tantangan tersebut, Rimin tetap berharap menjelang hari raya Idul Adha akan terjadi peningkatan pembelian. “Saya berharap mendekati puncak Iduladha, banyak pembeli yang datang,” pungkasnya.
Penurunan penjualan sapi kurban ini menjadi perhatian peternak lokal di Tarakan yang berharap daya beli masyarakat segera membaik agar tradisi kurban tetap berjalan lancar dan hewan kurban tersedia cukup menjelang Idul Adha. []
Redaksi11