Gambar ilustrasi

Penjualan Turun Drastis, Kembang Api Sampit Tak Lagi Laris

KOTAWARINGIN TIMUR – Menjelang malam pergantian tahun, geliat penjualan kembang api di Kota Sampit justru menunjukkan tren yang melemah. Lapak-lapak musiman yang biasanya dipadati pembeli kini tampak lebih lengang. Kondisi ini membuat para pedagang harus bersiap menghadapi risiko kerugian akibat stok yang tidak terserap pasar.

Salah satu pedagang kembang api di kawasan Taman Kota Sampit, Rizky Alfan, mengungkapkan bahwa situasi tahun ini jauh berbeda dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Menurutnya, minat masyarakat membeli kembang api mengalami penurunan signifikan. Jika pada tahun-tahun lalu transaksi berlangsung ramai sejak beberapa hari sebelum malam tahun baru, kini pembeli datang silih berganti dalam jumlah terbatas.

Rizky memperkirakan penurunan omzet penjualan mencapai lebih dari separuh dari kondisi normal. Ia menyebut daya beli masyarakat terlihat melemah, ditambah berkurangnya pembeli dari luar kota atau kawasan perkebunan yang sebelumnya menjadi pasar potensial.

“Sekarang yang datang kebanyakan warga sekitar. Tidak seramai dulu. Kalau dihitung, penjualan turun cukup tajam,” ujarnya saat ditemui, Senin (29/12/2025).

Jenis kembang api yang masih diminati, lanjut Rizky, umumnya berukuran kecil dan memiliki daya ledak rendah. Produk tersebut biasanya dibeli anak-anak atau orang tua yang ingin merayakan tahun baru secara sederhana. Sementara kembang api berukuran besar dan bernilai jual tinggi cenderung kurang diminati, sehingga berpotensi menjadi barang sisa.

Dari sisi harga, tidak ada kenaikan berarti. Kembang api dijual mulai dari kisaran ribuan rupiah hingga ratusan ribu rupiah per paket. Namun stabilnya harga tidak serta-merta diikuti peningkatan transaksi. Rizky mengakui, hingga kini pemasukan yang diperoleh belum mampu menutup biaya modal yang dikeluarkan.

“Kalau kondisi seperti ini terus, kemungkinan banyak stok tersisa. Barang-barang itu nanti harus disimpan lagi, menunggu musim berikutnya,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa penyimpanan kembang api harus memperhatikan kondisi tempat agar tidak lembap dan tetap aman. Risiko tersebut menjadi beban tersendiri karena kembang api merupakan barang musiman yang perputaran uangnya bergantung pada satu momentum.

Sehari-hari, Rizky bekerja sebagai pengemudi ojek daring. Berjualan kembang api hanya ia lakukan menjelang akhir tahun untuk menambah penghasilan. Namun tahun ini, tambahan pemasukan yang diharapkan belum terwujud.

Meski demikian, para pedagang masih berharap terjadi lonjakan pembeli mendekati malam tahun baru. Mereka berharap euforia sesaat mampu menyelamatkan penjualan, meskipun bayang-bayang stok menumpuk tetap menghantui. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com