KLATEN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten melaporkan adanya 260 ekor sapi yang terindikasi sebagai suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi-sapi tersebut tersebar di 19 kecamatan yang ada di wilayah Klaten.
Berdasarkan data terakhir yang diperoleh hingga Jumat (24/1/2025), berikut adalah rincian jumlah sapi suspek PMK yang terdeteksi di setiap kecamatan:
- Kecamatan Jatinom: 29 sapi
- Kecamatan Klaten Tengah: 7 sapi
- Kecamatan Tulung: 28 sapi
- Kecamatan Wedi: 30 sapi
- Kecamatan Gantiwarno: 16 sapi
- Kecamatan Bayat: 21 sapi
- Kecamatan Cawas: 35 sapi
- Kecamatan Kemalang: 6 sapi
- Kecamatan Wonosari: 4 sapi
- Kecamatan Kalikotes: 14 sapi
- Kecamatan Karangnongko: 3 sapi
- Kecamatan Prambanan: 29 sapi
- Kecamatan Manisrenggo: 1 sapi
- Kecamatan Klaten Selatan: 17 sapi
- Kecamatan Ceper: 11 sapi
- Kecamatan Karangdowo: 6 sapi
- Kecamatan Pedan: 4 sapi
- Kecamatan Ngawen: 1 sapi
- Kecamatan Trucuk: 1 sapi
Beberapa kecamatan yang terpantau tidak memiliki kasus PMK, antara lain Kecamatan Kebonarum, Jogonalan, Klaten Utara, Juwiring, Polanharjo, dan Karanganom.
Meskipun jumlah sapi yang terinfeksi PMK cukup signifikan, pihak DKPP Klaten menganggap kondisi ini masih tergolong kondusif. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto, menjelaskan bahwa sapi-sapi yang terdeteksi sebagai suspek PMK tersebut adalah ternak baru yang belum mendapatkan vaksinasi.
Menurut Triyanto, vaksinasi PMK telah dilakukan secara masif kepada ternak sapi di Klaten, dengan sekitar 67.000 ekor sapi yang telah divaksin dari total populasi 70.000 ekor sapi yang ada di daerah tersebut.
Namun, vaksinasi sempat terhenti pada Maret 2024 akibat kehabisan stok vaksin. Untuk itu, DKPP Klaten terus melakukan pemantauan ketat terhadap lalu lintas ternak, terutama yang datang dari daerah-daerah dengan tingkat kasus PMK tinggi, seperti Gunungkidul.
Koordinasi juga dilakukan dengan sejumlah daerah tetangga, seperti Bantul, Sleman, Boyolali, Wonogiri, serta wilayah timur lainnya, guna mengantisipasi potensi penyebaran PMK yang lebih luas.
Triyanto berharap agar masyarakat dan peternak dapat bekerja sama untuk mencegah meluasnya wabah PMK, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan hewan dan memastikan ternak mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal. []
Redaksi03