GAZA — Setelah dua tahun dilanda perang dan penderitaan berkepanjangan, Gaza akhirnya merasakan jeda yang disebut sebagai “gencatan senjata”. Namun di balik penghentian tembakan, bau kematian masih menyelimuti udara. Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan, lebih dari 50 jenazah ditemukan di bawah reruntuhan bangunan pada Jumat (10/10/2025), tak lama setelah Israel mengumumkan penarikan pasukannya dari wilayah tersebut.
“Setidaknya 55 jenazah telah ditemukan di Gaza,” kata Mohammed al-Mughayyir, pejabat pasukan penyelamat di bawah otoritas Hamas. Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut waktu maupun penyebab kematian korban.
Dari pihak rumah sakit, Direktur Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya, menyebut 33 jenazah telah dibawa ke berbagai rumah sakit di Kota Gaza, lokasi yang sebelumnya menjadi pusat gempuran Israel. “Salah satu korban tewas telah ditargetkan hari ini oleh tembakan Israel di dekat daerah Baraka di Sheikh Radwan,” ujarnya.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa pasukan mereka “menghentikan tembakan dalam persiapan untuk perjanjian gencatan senjata dan pemulangan para sandera”. Perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump itu memuat 20 poin kesepakatan, termasuk penarikan pasukan, pembebasan tahanan, dan pengiriman 400 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza setiap hari.
Namun, kesepakatan tersebut belum menjawab pertanyaan besar: siapa yang akan memimpin Gaza, bagaimana masa depan Hamas, dan kapan perdamaian sejati akan datang. Sementara itu, warga seperti Akram Al-Sahhar (50) mulai berjalan kaki menuju reruntuhan rumah mereka. “Kami lelah, tetapi yang terpenting adalah perang telah berakhir. Kami akan membangun kembali rumah kami, lebih indah dari sebelumnya,” katanya lirih.
Gencatan senjata mungkin dimulai, tetapi luka Gaza belum berakhir. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan