YANGON — Ketegangan baru kembali menggema dari kawasan perbatasan Myanmar–Thailand ketika junta militer menggempur salah satu kompleks penipuan daring terbesar di negara itu. Dalam operasi kilat pada Selasa (18/11) pagi, lebih dari 300 warga negara asing diamankan dari markas Shwe Kokko, pusat aktivitas scam online yang selama ini dikenal sebagai sarang mafia digital.
Mengutip laporan AFP, Rabu (19/11/2025), media lokal The Global New Light of Myanmar menyebut penggerebekan itu dilakukan di jantung wilayah yang selama bertahun-tahun dikuasai jaringan kriminal dan kelompok bersenjata lokal.
Fenomena scam online telah lama membanjiri kawasan perbatasan Myanmar pascakudeta 2021. Bangunan-bangunan megah disulap menjadi pusat operasi pelaku penipuan yang menargetkan pengguna internet dengan skema asmara palsu hingga jebakan investasi. Industri gelap ini bernilai luar biasa: keuntungan tahunannya mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat.
Selama ini, junta Myanmar dituding membiarkan aktivitas tersebut berkembang demi menopang aliran dana ke sekutu-sekutu milisi mereka. Namun tekanan dari Tiongkok sejak Februari mengubah dinamika. Negara itu, yang selama ini menjadi pendukung utama militer Myanmar, mendesak tindakan keras terhadap jaringan scam lintas negara.
Pengamat internasional menilai gelombang operasi penggerebekan sejak bulan lalu tak hanya soal penegakan hukum, melainkan strategi propaganda politik. Langkah itu diduga menjadi cara junta menuruti tekanan Beijing tanpa menghentikan sepenuhnya keuntungan besar yang mengalir ke kelompok-kelompok pro-militer.
Meski begitu, penangkapan ratusan WNA di Shwe Kokko kembali menegaskan betapa terorganisirnya industri penipuan daring di Myanmar pertanda bahwa pertempuran melawan kejahatan digital di negara itu masih jauh dari selesai. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan