PALANGKA RAYA – Perseteruan antara dua wanita muda, N (22) dan W (25), menghebohkan warga Palangka Raya setelah keduanya terlibat perang komentar di media sosial. Konflik yang terjadi di dunia maya ini dipicu oleh perebutan hati seorang duda, M (25), yang berprofesi sebagai satpam. Kedua wanita tersebut sama-sama janda dan memiliki seorang anak masing-masing.
Peristiwa ini bermula ketika N merasa dihina dan dicaci maki oleh W di media sosial. Kekecewaan N terkait penghinaan tersebut ia sampaikan kepada Ipda Shamsuddin, Ketua Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalimantan Tengah, atau yang akrab disapa Cak Sam. N mengungkapkan bahwa dirinya merasa direndahkan oleh W terkait hubungan asmara yang pernah dijalin dengan M, yang ternyata diketahui merupakan mantan kekasih W.
Cak Sam pun segera mengambil langkah untuk menindaklanjuti keluhan tersebut. Ia menghubungi M dan W untuk klarifikasi dan menyarankan agar ketiganya bertemu untuk mediasi. Dalam proses mediasi, terungkap bahwa M dan N sebelumnya pernah menjalin hubungan asmara. Namun, hubungan mereka berakhir setelah M mengetahui bahwa N mulai menjalin kedekatan dengan seorang pria lain asal Pulang Pisau. Pria tersebut bahkan memperingatkan M untuk mengakhiri hubungan dengan N, yang kemudian membuat M marah dan memutuskan hubungan dengan N serta kembali memilih untuk bersama W.
Merasa sakit hati atas tindakan M, N kemudian memposting sindiran dan hinaan terhadap W di media sosial. Tentu saja, hal ini memicu balasan serupa dari W yang juga membalas dengan postingan pedas. Perseteruan di media sosial ini semakin memanas dan akhirnya dilaporkan ke Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalimantan Tengah.
“W yang merasa dihina pun membalas dengan postingan yang tak kalah pedas, sehingga memicu perseteruan di media sosial. Perseteruan tersebut akhirnya dilaporkan ke Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalteng,” ungkap Cak Sam, Minggu (13/04/2025).
Cak Sam memberikan pembinaan kepada kedua belah pihak agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih dewasa, baik melalui jalur hukum maupun dengan cara yang lebih baik, tanpa harus mengumbar permasalahan pribadi di ruang publik.
Setelah menerima pembinaan, N dan W akhirnya menyadari kesalahan mereka dan saling meminta maaf. Cak Sam berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kedua wanita tersebut dan masyarakat umum tentang pentingnya sikap bijaksana dalam bermedia sosial.
“Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka dan juga masyarakat luas tentang pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial dan menyelesaikan konflik secara dewasa,” pungkasnya. []
Redaksi03