Perubahan Iklim Ancam Penghasilan Nelayan di Kaltara

TANJUNG SELOR – Perubahan iklim yang terjadi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) mulai memberikan dampak nyata terhadap perekonomian nelayan tradisional dan hasil tangkapan mereka. Kondisi cuaca yang tidak menentu, termasuk hujan lebat di malam hari, angin kencang di siang hari, dan gelombang tinggi, membuat nelayan kesulitan menentukan waktu melaut yang tepat serta menurunkan volume tangkapan ikan.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kaltara, Rustan, mengungkapkan, ketidakpastian cuaca berdampak langsung pada penghasilan nelayan. “Jadi kalau tidak dapat ikan sudah jelas ekonomi akan bermasalah,” ujarnya, Jumat (22/08/2025). Rustan menambahkan, perubahan cuaca yang ekstrem membuat nelayan kesulitan mengatur jadwal melaut sehingga risiko kerugian semakin besar.

Selain soal ekonomi, Rustan menyoroti aspek keselamatan nelayan. Tahun ini, tercatat jumlah kecelakaan nelayan di laut mencapai angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. “Teman-teman nelayan tetap berhati-hati kemudian baca situasi dan mengikuti perkembangan prediksi dari BMKG,” katanya. Menurutnya, pemahaman dan kepatuhan terhadap informasi cuaca menjadi kunci agar nelayan tetap aman saat melaut di tengah kondisi laut yang berubah-ubah.

Rustan juga menekankan perlunya perhatian lebih dari pemerintah terhadap perlindungan sosial bagi nelayan, terutama bagi mereka yang meninggal dunia saat bekerja di laut. Ia menyayangkan kurangnya bantuan yang diterima keluarga nelayan yang menjadi korban. “Tolonglah pemerintah, jika tidak bisa meningkatkan perekonomian nelayan, minimal lihat nyawa nelayan yang meninggal dunia, tidak ada uluran tangan, bagaimana nasib anak istri yang ditinggalkan,” tegasnya.

KNTI Kaltara berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat merancang program perlindungan dan kompensasi yang memadai, termasuk asuransi nelayan, bantuan pendidikan bagi anak-anak korban, serta program stimulan untuk meningkatkan penghasilan nelayan di tengah ketidakpastian hasil tangkapan akibat perubahan iklim. Rustan menilai, langkah-langkah ini menjadi penting agar nelayan tetap bisa melaut dengan aman, keluarganya terlindungi, dan perekonomian masyarakat pesisir tidak terpuruk.

Fenomena perubahan iklim yang memengaruhi hasil tangkapan ikan juga memunculkan pertanyaan lebih luas tentang ketahanan pangan di Kaltara, mengingat nelayan tradisional menjadi penyumbang penting terhadap pasokan ikan lokal. Kondisi ini menuntut kolaborasi antara pemerintah, nelayan, dan lembaga terkait untuk menyiapkan mitigasi risiko serta strategi adaptasi agar sektor perikanan tetap berkelanjutan.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com