HULU SUNGAI SELATAN – Para petani padi di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), kini menghadapi ancaman baru menjelang masa panen mereka.
Selain serangan hama tikus dan wereng yang kerap mengganggu tanaman padi, kini burung pipit turut menambah kekhawatiran para petani. Serangan burung pipit ini, menurut para petani, menjadi masalah serius yang sangat sulit diatasi.
Hamdan, seorang petani berusia 50 tahun, mengungkapkan bahwa serangan burung pipit menjadi tantangan besar, terutama karena jumlah burung tersebut sangat banyak dan sulit untuk dikendalikan.
“Penanganan dengan cara menembak pun tidak efektif, karena jumlah burung pipitnya sangat banyak. Kami harus menjaga lahan padi setiap saat. Memang memakan waktu, tetapi kami harus tetap berusaha,” ujarnya ketika ditemui pada Minggu (16/02/2025).
Hamdan yang memiliki lahan padi sekitar setengah hektar mengungkapkan bahwa hanya beberapa kali serangan dari burung pipit dapat menghabiskan seluruh benih padi yang ada.
“Jika hanya tiga kali serangan saja, burung pipit ini bisa membuat habis benih padi yang saya tanam,” keluhnya.
Kondisi ini membuat dirinya khawatir bahwa serangan burung pipit yang terus berlanjut dapat merusak seluruh tanaman padi, bahkan mengancam gagal panen.
Kartini, seorang petani berusia 55 tahun, mengungkapkan pengalaman serupa. Menurutnya, pada tahun lalu saat memasuki masa panen, para petani di wilayah tersebut sibuk menjaga lahan mereka agar terhindar dari serangan burung pipit.
“Kalau tidak dijaga, pasti habis dimakan oleh burung pipit yang tak terhitung jumlahnya. Kami harus terus berjaga, apalagi saat bulan Ramadan kemarin, kami cukup kewalahan,” kenangnya.
Sebagian besar petani di Angkinang Selatan mulai menanam padi di awal tahun 2025 ini, dengan perkiraan masa panen akan terjadi pada bulan Maret dan April mendatang.
Mereka berharap ada langkah konkret dari pemerintah atau pihak terkait untuk membantu menangani serangan burung pipit yang semakin meresahkan tersebut.
Para petani juga menginginkan adanya bantuan atau solusi untuk mengendalikan hama burung pipit, agar dapat melindungi tanaman padi mereka dan memastikan hasil panen yang optimal.
Dalam menghadapi serangan burung pipit yang semakin meluas, petani di Angkinang Selatan merasa bahwa mereka membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk mencari solusi yang efektif.
Tanpa adanya penanganan yang tepat, ancaman terhadap hasil pertanian mereka akan terus membayangi, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan mereka. []
Redaksi03