KUBU RAYA – Langkah kecil menuju perubahan besar kini dimulai dari Desa Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Marine, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) mendorong transformasi teknologi perikanan dengan memperkenalkan mesin perahu berbasis listrik kepada kelompok nelayan setempat.
Kegiatan yang berlangsung di dermaga desa ini tidak sekadar seremoni distribusi bantuan. Lebih dari itu, PLN menghadirkan tim teknis yang memberikan pelatihan menyeluruh mengenai cara kerja motor listrik, manfaat ekonominya, hingga tata cara perawatan dan pengisian daya. Puluhan nelayan hadir, mendengarkan, dan terlibat aktif dalam sesi tanya jawab.
General Manager PLN UIP Kalimantan Bagian Barat, Johar Wijaya, menekankan pentingnya pemahaman teknologi oleh para nelayan. “Kami ingin agar nelayan tidak hanya menjadi pengguna, tapi juga menjadi pemilik teknologi. Dengan pemahaman yang baik, mereka bisa merawat alat dan mendapatkan manfaat jangka panjang,” tegas Johar.
Hefmi Rizal dari PLN menambahkan bahwa penggunaan motor listrik berpotensi besar menekan biaya operasional nelayan. “Dengan mengurangi biaya BBM (Bahan Bakar Minyak), nelayan bisa punya tabungan. Bahkan, bisa dialihkan ke biaya perbaikan kapal atau pembelian alat tangkap,” jelasnya.
Manfaat tersebut mulai dirasakan langsung oleh para peserta. Yusuf, salah satu nelayan muda, sempat ragu terhadap kekuatan motor listrik. Namun, setelah mencoba sendiri, keraguannya sirna. “Ternyata tenaganya kuat juga. Tarikannya halus dan nggak berisik. Dan yang paling penting, nggak keluar uang buat beli solar,” ujarnya antusias.
Upaya ini tidak hanya memberi solusi ekonomi, tetapi juga membuka jalan menuju praktik perikanan berkelanjutan. Ketergantungan terhadap BBM yang selama ini membebani nelayan, perlahan digeser oleh energi bersih yang lebih murah dan efisien.
Melalui pendekatan edukatif ini, PLN berharap ekosistem kelautan berbasis listrik bisa tumbuh dari komunitas akar rumput. Nelayan Sungai Kakap kini menjadi contoh bahwa modernisasi teknologi dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan.
Langkah awal ini diharapkan menjadi titik tolak perubahan lebih luas di wilayah pesisir lainnya di Kalimantan Barat.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan