TANJUNG SELOR – Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) mengungkapkan bahwa rasio desa berlistrik di Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini masih sekitar 78 persen dari total desa yang ada. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada banyak wilayah yang belum teraliri listrik secara merata. General Manager (GM) PLN UID Kaltimra, Maria G.I. Gunawan, menyampaikan informasi ini kepada Radar Tarakan setelah bertemu dengan Gubernur Kaltara, Zainal A. Paliwang, di Tanjung Selor pada Selasa (1/7/2025).
Maria menjelaskan bahwa PLN masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menyisakan sekitar 117 desa yang belum teraliri listrik. Pihaknya menargetkan untuk menyelesaikan proyek kelistrikan di seluruh desa ini dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Untuk mencapai target ambisius ini, PLN telah menyusun peta jalan atau roadmap hingga tahun 2027, yang mencakup pembangunan listrik secara bertahap di 117 desa tersebut.
Proses pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap karena membutuhkan investasi yang sangat besar. “Kenapa kita bertahap? Karena memang membutuhkan anggaran lumayan besar. Anggaran yang dibutuhkan secara total itu sekitar Rp 681 miliar,” sebut Maria. Salah satu sumber anggaran utama untuk program kelistrikan desa ini berasal dari Pernyataan Modal Negara (PMN). Kehadiran PMN ini merupakan bentuk dukungan nyata dari pemerintah pusat kepada PLN, yang memungkinkan perusahaan untuk memperluas akses listrik ke desa-desa terpencil.
Sebanyak 117 desa yang belum teraliri listrik ini sebagian besar berlokasi di daerah terpencil (remot area), yang tersebar di berbagai titik di provinsi ke-34 Indonesia ini. Daerah terpencil yang dimaksud adalah wilayah yang jauh dari akses jalan dan juga jauh dari jaringan listrik PLN yang sudah ada (eksisting). Kondisi geografis yang menantang ini tentu saja menjadi kendala utama. “Jadi, untuk menyambung listrik ke titik 117 desa itu, PLN harus membangun jaringan yang cukup panjang,” tutur Maria.
Selain membangun jaringan listrik yang panjang, PLN juga menghadapi tantangan terkait ketersediaan pembangkit listrik. Di beberapa titik, kapasitas pembangkit yang ada mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik desa-desa tersebut. Oleh karena itu, PLN juga harus menambahkan atau membangun pembangkit listrik baru di lokasi-lokasi tertentu. “Itulah investasi-investasi yang harus disiapkan PLN. Jadi, selain jaringan listrik, kita juga harus menambah kapasistas pembangkit. Bisa dari PLTS atau menambah mesin diesel. Tapi harapkan kami semua bisa dialiri listrik dari sumber energi terbarukan,” pungkas Maria, menunjukkan komitmen PLN untuk mengutamakan energi terbarukan dalam upaya pemerataan listrik di Kaltara.[]
Admin05