MADRID – Aksi protes pro-Palestina yang mengguncang ajang balap sepeda Vuelta a España 2025 disebut sebagai fenomena baru dalam sejarah olahraga oleh Direktur Tour de France, Christian Prudhomme. Pernyataan itu disampaikan saat Prudhomme menghadiri peluncuran buku tentang Tour de France di kedutaan Perancis, Berlin, pada Rabu (17/09/2025).
Menurut Prudhomme, balap sepeda jalan raya selalu menghadapi tantangan. “Perampok menyerang pebalap Tour (Tour de France) pada 1920-an,” ujarnya, seperti dikutip AFP. Ia menambahkan, “Memang selalu seperti itu. Ketika kami pergi ke suatu tempat, pabrik selalu tutup, dan negosiasi diperlukan. Kami tahu kerapuhan ini, itu jelas.”
Namun, Prudhomme menekankan bahwa biasanya masyarakat lebih memilih agar balap sepeda tidak diganggu. Fenomena protes pro-Palestina yang memaksa penghentian etape terakhir Vuelta a España di Madrid pada Minggu (14/09/2025) menjadi situasi yang berbeda. Ribuan demonstran menutup rute balapan, sehingga balapan dihentikan lebih dari 50 kilometer sebelum garis finis.
Diperkirakan sekitar 100.000 orang turun ke jalan, menyoroti ketegangan politik yang berimbas pada dunia olahraga. Demonstrasi menargetkan tim Israel-Premier Tech sebagai bentuk protes terhadap operasi militer Israel di Gaza. Massa meneriakkan, “mereka tidak boleh lewat,” sepanjang rute balapan. Untuk menjaga keamanan, lebih dari 1.000 polisi diterjunkan, menjadi pengerahan aparat terbesar sejak Madrid menjadi tuan rumah KTT NATO tiga tahun lalu.
Respons politik juga muncul. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menyatakan kekagumannya terhadap rakyat Spanyol yang “bergerak untuk tujuan yang adil seperti Palestina.” Menteri Kesehatan Spanyol, Monica Garcia, menilai aksi ini menunjukkan Spanyol sebagai “mercusuar global dalam membela hak asasi manusia.” Garcia menambahkan, “Masyarakat Madrid bergabung dengan puluhan demonstrasi di seluruh negeri dan secara damai menghentikan akhir sebuah balapan sepeda yang tidak seharusnya digunakan untuk menutupi genosida.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menanggapi respons pemerintah Spanyol melalui X, menyebut Sanchez dan pemerintahnya sebagai “aib bagi Spanyol.” Ia menuding pemerintah mendorong demonstran turun ke jalan sehingga balapan La Vuelta terganggu.
Fenomena ini mencerminkan bagaimana isu politik internasional kini dapat memengaruhi ajang olahraga global, sekaligus menyoroti peran masyarakat sipil dan respons pemerintah terhadap isu kemanusiaan di luar negeri. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan